Ada Seribu Komunitas LGBT di Cianjur

komunitas
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Lebih kurang seribu komunitas Lesbi Gay Biseksual Transgender (LGBT) tersebar di Cianjur. Bahkan keberadaannya hingga Cianjur selatan. Jumlah anggotanya rata-rata terdiri dari 10 orang setia satu komunitas.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Cianjur, Hilman. Menurutnya, meskipun jumlah komunitas kaum orientasi seksual menyimpang tersebut ada ribuan, namun pihaknya hanya menjangkau kaum gay yang menjadi potensi terbesar penyebaran HIV/AIDS.

“Kalau komunitas, hampir di tiap desa ada. Kalau dari pendataan, baru terdata 600 lebih orang gay. Kita bisa untuk lakukan pemeriksaan dan pengobatan. Dari 600 itu terdapat kurang lebih 40 orang dengan HIV/AID (ODHA),” ujar Hilman, Senin (3/4/2023).

Baca Juga:Asal usul Nama Curug CitamburTHM Dilarang Buka Selama Ramadan

Dari sejarahnya, ribuan komunitas LGBT yang ada di Cianjur itu merupakan pecahan dari komunitas besar yang dulu pernah eksis pada periode 2000-an dengan nama Gay Waria Lesbi Indonesia (GWL-Ina) yang dibubarkan pada 2001 silam.

“GWL-Ina ini sangat besar dulunya, tapi dibubarkan pada tahun 2001 lalu. Makanya sekarang mereka pecah dan menyebar ke pelosok-pelosok. Komunitas-komunitasnya pun tidak bernama,” ujarnya.

Tak hanya itu, kata dia, dahulu juga sempat terkenal komunitas gay dengan nama GayA Indonesia atay GayA Patriot yang memiliki cabang di tiap daerah di Indonesia. “Tapi di Cianjur tidak ada,” kata Hilman.

Selain itu, di Cianjur pun terdapat komunitas Srikandi Panghegar yang merupakan komunitas waria yang tercatat notaris. Dalam komunitas Srikandi Panghegar itu berisikan kurang lebih 120 waria.

“Kalau komunitas waria se Jawa Barat itu namanya Srikandi Pasundan, kalau di Cianjurnya Srikandi Panghegar. Rata-rata mereka bekerja sebagai tukang make-up atau di salon-salon kecantikan,” ujarnya.

Koordinator Lapangan (Korlap) Lembaga Penelitian Sosial dan Agama (Lensa) Tedi mengatakan, cafecafe adalah lokasi favorit para LGBT mengadakan pertemuan.

“Banyak tempat di Cianjur yang jadi tempat mereka berkumpul. Cafecafe dari Cianjur sampai ke Cipanas itu biasanya ada. Bahkan di Alun-alun Cianjur pun ada. Kalau yang paling identik dengan lokasi perkumpulan mereka, adanya di Bogor, di Taman Topi,” kata Tedi.

Baca Juga:POE MIMITI DINA BULAN PUASAHAYANG AYA DEUI BIOSKOP

Menurut Tedi, saat ini sedikit sulit mengetahui ciri-ciri gay. Pasalnya, melambai kini seakan menjadi gaya hidup, sama halnya dengan kode-kode gay.

0 Komentar