CIANJUR, CIANJUREKSPRES.NET – Sudah hampir satu pekan, kenaikan harga telur ayam di pasar masih saja berlangsung. Sejumlah faktor menjadi pemicu kenaikan harga telur tersebut, salah satunya isu kenaikan harga BBM jenis pertalite dan mahalnya pakan.
Jika harga telur mengalami kenaikan, harga sayur mayur cenderung mengalami kondisi sebaliknya. Sejumlah jenis sayuran mengalami penurunan harga. Kondisi ini jelas-jelas berdampak pada petani sayuran yang mengalami kerugian.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperdagin) Kabupaten Cianjur, Agus Mulyana mengatakan kenaikkan harga telur sudah berlangsung selama seminggu. Pihaknya langsung menyurvei dan mengecek peternak di Cikalongkulon, Cibeber, dan Warungkondang.
Baca Juga:Produk UMKM Cianjur Masuk Ritel ModernTak Ada TPS, Sampah Menumpuk Sembarangan di Jalan Protokol Cipanas
“Kami mendapat keterangan dari peternak harga masih Rp28 ribu perkilogram, namun saat ini yang beredar di pasar Rp32 ribu perkilogram,” kata dia kepada wartawan, Rabu (24/8).
Dia mengungkapkan, selain isu kenaikan harga BBM pekan depan, kenaikan harga telur juga dipicu oleh harga konsentrat pakan yang naik dan masih impor, cuaca, ditambah dengan pembelian stok telur untuk program BPNT.
“Hasil survei kami hari ini, kenaikan harga telur dipicu oleh beberapa faktor, prediksi harga akan naik selama dua pekan ke depan tapi kami berharap segera stabil sebelum dua pekan,” ucap Agus.
Pantauan harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Cianjur, naik dari seharga Rp 27 ribu per kilogram menjadi Rp29 ribu hingga Rp32 ribu per kilogram.
Sementara, petani sayuran di seputaran Kecamatan Pacet, Cipanas mengaku harga jual sayuran di beberapa pasar besar di luar Cianjur kini cenderung anjlok.
Seperti sayuran jenis, pakcoy kini Rp500, sawi Rp700, poling Rp1.000, cesim Rp700, wortel Rp2500, kol Rp4 ribb, bawang daun Rp3 ribu, brokoli Rp5 ribu, dan lobak Rp1.500 per kilogram.
“Harga sayuran sekarang ini anjlok lagi, tentunya tidak menghasilkan keuntungan,” kata petani sayuran asal Sukatani Pacet, Gayot.