Lalu yang kedua, terkait dengan desain sistem pengelolaan sampah yang disesuaikan dengan kondisi eksisting kewilayahan. Sistem pengelolaan sampah akan semakin mudah untuk dijalankan apabila menyesuaikan kondisi yang ada dalam wilayah tersebut, mulai dari jumlah penduduk, topografi, geografis hingga karakter masyarakat juga tertulis dalam dokumen RTPS.
Seluruh peserta yang hadir menunjukkan antusiasmenya dalam mengikuti pelatihan, sebab materi yang disampaikan diakui sangat berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan di lapangan. RTPS ini sudah mulai diterapkan di beberapa kelurahan di KBandung. Salah satunya diterapkan di Kelurahan Neglasari.
“Di Kelurahan Neglasari sesuai dengan penerapan RTPS, kita mempunyai pendamping tim khusus untuk Kang Pisman ini sebanyak 7 orang, dimana salah satu tugas mereka adalah memastikan agar warga dapat memilah sampah organik. 3 hal penting yang dibutuhkan dalam hal pemilahan adalah kesadaran warga, kesadaran petugas sampah dan edukasi door to door yang dilakukan secara konsisten untuk memberitahukan bahwa betapa pentingnya masalah lingkungan dan pemilahan sampah,” ujar Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Neglasari Kota Bandung, Rudi Valentino T.
Baca Juga:Energize Jaringan Transmisi Berhasil, Sistem Elektrifikasi Jawa Barat Semakin AndalKembali Telan Korban, Sungai Aare Swiss Seret Pengunjung Wanita Asal Afganistan
Penerapan tersebut bukan tanpa tantangan. Pada tahun 2019 RTPS dibuat, kemudian di tahun 2021 memulai penerapannya kelurahan Neglasari masih konsisten menerapkannya hingga sekarang.
Kelurahan Sukaluyu merupakan kelurahan dampingan pertama YPBB di Kota Bandung. “Dari pelatihan ini kami mendapatkan pemahaman, bagi yang sudah mengikuti atau mengetahui tentunya merefresh semangat baru dan mengevaluasi program yang ada di kewilayahan. Kami mendapatkan pengetahuan terkait pentingnya RTPS sebagai instrumen pengelolaan sampah di kewilayahan yang kemudian akan digunakan sebagai kisi-kisi dalam pelaksanaan dan juga monitoring dan evaluasi. Dengan menyertakan beberapa pihak dari berbagai lembaga, kami sadar perlunya kolaborasi dari berbagai stakeholder dalam melakukan pengelolaan sampah,” kata Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Sukaluyu Kota Bandung, Aan Abdullah Samadi.
Manfaat dari pelatihan ini dirasakan juga oleh DLH yang belum membuat RTPS seperti Kabupaten Kediri. “Selama pelatihan lebih cenderung memperhatikan saja karena barangkali kita di Kediri bisa contoh merencanakan RTPS, terdekat ini kami masih mau mereview masterplan kami,” ujar Teknik Penyehatan Lingkungan Ahli Muda DLH Kabupaten Kediri, Meika Dwi Nastiti Mulyaningsih.