Hadapi Tekanan Inflasi, BI Jabar Respon Tantangan Global Melalui Digitalisasi

Hadapi Tekanan Inflasi, BI Jabar Respon Tantangan Global Melalui Digitalisasi
0 Komentar

Di samping kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial juga perlu diterapkan dalam rangka memitigasi risiko-risiko terhadap stabilitas keuangan. Mengingat persoalan stabilitas harga saat ini bersumber pada sisi penawaran, maka koordinasi antara bank sentral dan pemerintah semakin diperlukan.

Koordinasi tersebut tidak terbatas pada sinergi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, namun juga terkait reformasi struktural. Forum G20 juga menggaris bawahi pentingnya  menginventarisasi berbagai studi kasus yang dapat mendorong upaya digitalisasi dan inovasi beyond credit. Pembiayaan UMKM perlu disesuaikan dengan mengacu pada 4 aspek yaitu peningkatan peran dan pemanfaatan Fintech, peningkatan resiliensi UMKM khususnya dalam masa krisis, perlunya membantu UMKM dalam green transition, dan perlunya ketersediaan data granular UMKM untuk membantu UMKM mengakses pembiayaan.

Di tengah risiko stagnasi pertumbuhan ekonomi dan tingginya tekanan inflasi, diperlukan penguatan ekonomi domestik untuk mencapai stabilitas ekonomi. Untuk itu, optimalisasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui implementasi digitalisasi di seluruh aspek menjadi hal yang sangat strategis.

Baca Juga:Pemerintah Keluarkan Aturan Baru, Konten YouTube Bisa Jadi Jaminan Utang di Bank, Siap Jadi Konten Kreator?Tegas! Begini Kata Ridwan Kamil Soal Baim Wong Daftarkan Citayam Fashion Week ke HAKI

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto, menyatakan bahwa Bank Indonesia di daerah dan pemerintah daerah telah berperan aktif dalam arus transformasi digital yang manfaatnya dapat dirasakan oleh pelaku usaha, akademisi, maupun masyarakat secara umum. Sejak pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), implementasi digitalisasi di daerah telah membuahkan berbagai hasil yang memuaskan.

Sebagai upaya semakin memperluas manfaat serta meningkatkan inklusivitas implementasi digitalisasi di Jawa Barat, pada gelaran Policy Dialogue ini juga dirangkaikan dengan Launching West Java Economic Society (WJES) 2022 dan West Java Digital Economic Festival (WJDEF) 2022. Mengusung program Perluasan Implementasi Digitalisasi Kampus, WJES dan WJDEF 2022 berkomitmen untuk semakin memperluas implementasi digitalisasi kampus yang mencakup area digitalisasi sistem informasi akademik, digitalisasi proses pembelajaran, dan digitalisasi sistem pembayaran antara lain melalui optimalisasi penggunaan QRIS pada ekosistem kampus.

Saat ini, telah terdapat 10 perguruan tinggi di Jawa Barat yang telah mengimplementasikan program digitalisasi kampus, yang diharapkan pada tahun ini jumlahnya meningkat menjadi 23 perguruan tinggi di seluruh Jawa Barat. Semangat digitalisasi kampus tersebut merupakan salah satu upaya strategis untuk mempercepat pengembangan ekosistem digital dalam kerangka kolaborasi pentahelix.

0 Komentar