Hadapi Tekanan Inflasi, BI Jabar Respon Tantangan Global Melalui Digitalisasi

Hadapi Tekanan Inflasi, BI Jabar Respon Tantangan Global Melalui Digitalisasi
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia dengan pemeritah, otoritas serta stakeholders terkait lainnya terus diperkuat untuk merespon berbagai tantangan berpotensi menahan laju pertumbuhan perekonomian global dan mendorong peningkatan risiko stagflasi melalui perumusan dan implementasi kebijakan antisipatif yang tepat.

Momentum pemulihan ekonomi yang terjadi sejak awal 2022 dan membawa optimisme keberlanjutan pemulihan ekonomi, baik global, nasional maupun Jawa Barat, dihadapkan pada tantangan akibat berbagai gejolak eksternal diantaranya eskalasi tensi geopolitik Rusia Ukraina, kebijakan Zero Covid-19 di Tiongkok dan kebijakan proteksionisme yang berdampak pada terganggunya rantai pasokan global dan keterbatasan pasokan komoditas strategis khususnya pangan dan energi.

Sebagai langkah mengkomunikasikan berbagai kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jawa Barat menggelar Policy Dialogue pada Senin (25/7/2022) dengan tema Kebijakan Bank Indonesia Merespon Tantangan Global: Urgensi Digitalisasi untuk Mendorong Pemulihan Ekonomi.

Baca Juga:Pemerintah Keluarkan Aturan Baru, Konten YouTube Bisa Jadi Jaminan Utang di Bank, Siap Jadi Konten Kreator?Tegas! Begini Kata Ridwan Kamil Soal Baim Wong Daftarkan Citayam Fashion Week ke HAKI

Bertempat di Ruang Bale Pasundan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Policy Dialogue tersebut menghadirkan satu sosok penting yaitu Deputi Gubernur Bank Indonesia, Bapak Dody Budi Waluyo. Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh stakeholders daerah secara pentahelix diantaranya pemerintah daerah, pimpinan Universitas se-Jawa Barat hingga pimpinan perbankan se-Jawa Barat.

Dody Budi Waluyo, dalam pemaparannya menyampaikan tekanan inflasi global berdampak pada ketidakpastian tinggi terutama pada pasar keuangan sehingga mendorong terbatasnya capital inflow dan berbagai tantangan lain untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Upaya bersama menuju pemulihan ekonomi global dan transformasi sektor keuangan juga menjadi agenda khusus yang dibahas dalam forum G20.

Beberapa perkembangan yang menjadi perhatian negara-negara G20 saat ini antara lain: inflasi, kenaikan harga bahan makanan dan energi, berlanjutnya ketegangan di Ukraine dan pemburukan kondisi pandemi di beberapa negara. IMF dan World Bank menggarisbawahi bahwa respon kebijakan perlu dikalibrasi untuk memastikan balancing antara mengatasi inflasi dengan mendukung pemulihan ekonomi. Respon kebijakan paska quantitative easing perlu diarahkan untuk menjaga stabilitas agar pemulihan ekonomi dapat tetap terjaga.

0 Komentar