PERSOALAN pelik ini sudah di luar jangkauan Rara –Si Ratu Mandalika.
Sampai kemarin sore salah satu pesawat yang mengangkut logistik MotoGP dari Mandalika masih nyangkut di Mombasa, Kenya.
Pesawat itu tidak bisa terbang ke Argentina –tempat balapan motor berikutnya setelah Mandalika. Mesinnya rusak. Masih harus mendatangkan valve dari Eropa. Atau dari Doha. Atau dari mana saja.
Baca Juga:BRI Apresiasi Nasabah Hadirkan BRI Client Summit 2022Xpora jadi Role Model Berdayakan UMKM Orientasi Ekspor
Entah siapa yang harus memainkan remote control agar suku cadang itu bisa tiba di Mombasa tepat waktu. Lalu bisa dipasang dengan cepat. Jangan sampai salah pasang. Atau ternyata suku cadang yang tiba bukan yang diperlukan.
Pesawat rusak itu begitu ditunggu di Argentina. Sesi latihan Jumat kemarin sampai gagal dilaksanakan. Sabtu hari ini harus terjadi. Kalau tidak MotoGP Argentina batal –bukan karena hujan.
Ini baru pertama terjadi dalam sejarah MotoGP: pengiriman logistik tidak lancar. Ada saja sialnya. Bukan hanya pesawat itu yang mengalami kerusakan. Pesawat sebelumnya pun rusak. Rusaknya juga di Mombasa, Kenya, di pantai timur Afrika itu.
Tentu Rara tidak tahu mengapa pesawat tersebut dari Lombok terbang dulu ke Mombasa. Yang pasti jarak Lombok-Argentina terlalu jauh: harus transit.
Kalau saya boleh pilih, tentu akan transit di Johannesburg, Afrika Selatan. Tepat di tengah-tengah antara Lombok–Argentina.
Tapi dunia penerbangan tidak sesederhana itu. Banyak peraturan, perjanjian, kontrak yang publik tidak tahu.
Yang pernah saya lakukan: lewat dulu Dubai. Jakarta-Dubai-Rio –atau tujuan mana pun di kawasan Amerika Latin.
Baca Juga:Sukses Terselenggara di Situasi yang Menantang, BRI Liga 1 Jadi Pembuktian Indonesia ke Kancah InternasionalAtalia: Keterbatasan Bukan Penghalang untuk Berkarya
Transit di Mombasa memang riskan. Apalagi menggunakan pesawat berbadan lebar jenis B777. Kalau ada kesulitan seperti itu lebih berat diatasi. Kelas Mombasa tentu tidak memiliki stok suku cadang yang lengkap. Untuk apa Mombasa menyiapkan suku cadang untuk pesawat yang negara itu sendiri tidak memilikinya.
Kenya Airways memang punya pesawat besar –yang Indonesia pun tidak punya: B787. Jumlahnya pun sampai 9 pesawat. Tapi suku cadang yang diperlukan saat ini adalah untuk mesin B777.
Saya sudah kirim WA ke Rara: agar ikut berdoa supaya persoalan pesawat dari Mandalika itu cepat teratasi. Saya percaya itu tidak ada hubungannya dengan Rara. Tidak mungkin Rara memasang remote control di pesawat itu untuk bisa dia kendalikan.