Cianjurekspres.net – Warga Kampung Adat Miduana di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Cianjur, menyatakan kesiapan untuk pemulihan kampung adat yang selama ini masih mempertahankan kebiasaan lama para leluhurnya. Pemkab Cianjur pun akan membantu pemulihan, pelestarian hingga pengembangan.
Tenaga Ahli Bupati Cianjur, Saep Lukman, mengatakan pemulihan atau revitaliasi kampung adat Miduana akan segera dilakukan setelah riset dan penelitian yang dilakukan dirinya bersama Yayasan Lokatmala, tuntas dilakukan beberapa waktu lalu.
“Bahkan Bupati Cianjur, Herman Suherman, menyatakan kesiapan untuk merevitalisasi kembali 99 rumah adat yang ada di kampung tersebut. Untuk pengembangan dan pelestarian kampung adat, kami akan meminta pemerintah daerah untuk membuat payung hukumnya,” ujarnya, Senin (3/1).
Baca Juga:Aksi Heroik Polisi Bantu Ibu Hamil yang Kontraksi Saat Terjebak Kemacetan di PuncakPemdes dan Warga Gelarpawitan Cidaun Bangun Jembatan Darurat
Dia menjelaskan, kampung adat Miduana di Kecamatan Naringgul, selama ini, terkesan tertutup dan ditutup-tutupi, sehingga saat mendapat informasi terkait keberadaan kampung itu, pihaknya bersama Yayasan Lokatmala, mencoba untuk mendatangi dan menelusuri peninggalan seni dan budaya serta kebiasaan warga sekitar.
Dia mengaku, dari hasil penelusuran, pihaknya menemukan berbagai peninggalan termasuk situs yang perlu dilestarikan berusia ribuan tahun seperti Situs Batu Rompe, Arca Cempa Larang Kabuyutan dan Gua Usralia, serta warganya yang masih berpegang teguh pada tradisi kesundaan yang kuat.
“Kampung adat ini, berdiri di atas lahan seluas 1041 hektar persegi, meliputi 11 Rukun Tetangga, 4 Rukun Warga dihuni 280 kepala keluarga dengan total jiwa 1.207 jiwa yang merupakan keturunan turun temurun, mereka hidup dari hasil pertanian yang masih menjalankan ‘tetekon” atau aturan tradisi tata kelola pertanian,” katanya.
Nama Miduana sendiri memiliki arti terbagi dua, dimana keberadaan kampung atau dusun yang berada diantara dua sungai Cipandak Hilir dan Cipandak Girang yang kemudian bermuara di Sungai Cipandak yang memiliki arus landai dan tidak curam.
Warga kampung adat memiliki kebudayaan yang juga kental dengan tradisi kesundaan, seperti Dongdonan Wali Salapan, Lanjaran Tatali Paranti, Mandi Kahuripan dan Opatlasan Mulud.