Elizabeth Kurniawan

1000 Tahun
ilustrasi disway.(net)
0 Komentar

Media pula yang membongkar adanya hubungan istimewa antara Elizabeth dengan Balwani. Yang semula tidak menarik perhatian siapa pun. Siapa menyangka mereka punya cinta. Begitu banyak perbedaan di banyak hal –terutama umur yang beda 19 tahun.

Tentu media tidak menyalahkan hubungan khusus itu. Yang disalahkan adalah mengapa tidak dibuka kepada investor. Itu dianggap menyalahi prinsip keterbukaan informasi kepada sumber dana publik.

Baru belakangan hubungan itu diresmikan: menjadi suami istri. Yakni ketika akhirnya Balwani resmi menjadi direktur operasi Theranos. Praktis Balwanilah yang sebenarnya menjalankan Theranos.

***

Baca Juga:Jadikan Hari Bumi Sebagai Momentum Evaluasi DiriSesosok Mayat Ditemukan di Sungai Cibuni Agrabinta Cianjur, Identitasnya Belum Diketahui

Puncak kejayaan Theranos antara 2009-2013. Hampir satu era dengan kejayaan Rudy Kurniawan.

Anak Jakarta itu sebenarnya ke Amerika untuk kuliah.

Visanya visa belajar. Kurniawan berangkat dari Jakarta tahun 1998 –bersamaan dengan banyak orang Tionghoa meninggalkan Indonesia. Tahun itu memang tahun menakutkan bagi warga Tionghoa Indonesia –yang dikenal dengan kerusuhan Mei 1998.

Kurniawan kuliah di California State University Northridge, dekat Los Angeles.

Ketika visanya habis, Kurniawan berusaha menjadi warga negara Amerika. Ia memilih cara minta suaka politik –seperti yang sangat banyak dilakukan warga Tionghoa Indonesia di Amerika saat itu. Kerusuhan rasial Mei 1998 menjadi alasannya.

Kurniawan tidak berhasil. Permohonan suaka politik itu ditolak.

Pengadilan bahkan memutuskan agar Kurniawan mendeportasikan diri secara sukarela –agar tidak terkena hukum di sana. Ia diberi batas waktu: harus kembali ke Indonesia paling lambat akhir 2003.

Kurniawan memilih tetap di Amerika –hidup secara ilegal. Soal ekonomi tidak masalah baginya. Ia keluarga kaya. Apalagi paman-pamannya juga dikenal sangat kaya: Hendra Rahardja dan Edy Tansil. Mereka punya bank. Saya sudah lupa bank apa yang pernah mereka punya.

Sebagai pendatang ilegal Kurniawan memilih jalan yang benar di Amerika: jangan bekerja pada orang lain. Harus bekerja sendirian. Menghasilkan uang sendiri.

Ia juga benar ketika akhirnya memilih menjalankan teori bisnis ini: menjadikan hobi dan kesenangan sebagai bisnis utama.

Baca Juga:Polisi Buru Pelaku Penganiayaan dan Pemalakan di Cikalongkulon CianjurSatgas Covid-19 Terbitkan Surat Edaran, Pengetatan Mobilitas Berlaku Mulai Hari Ini

Kurniawan punya kesenangan minum anggur merah. Red wine. Ia tahu dunia itu. Lebih dari sekadar tahu. Pun lika-likunya. Ia harus menjadi orang terkemuka di bidang itu. Dan dia tahu caranya. Meski harus lewat cara yang mahal.

0 Komentar