Saya anggap ilmuwan Amerika itu adalah ”bapak” bayi VakNus .
Kini sang ”ayah” sudah pulang ke Amerika. Tidak ada lagi uji coba fase II –ala BPOM. Bayi itu harus digugurkan.
Tapi sang ibu tidak mau menggugurkannya. Dia mencari sendiri tempat melahirkan.
Tentu tidak bisa lagi melahirkan di rumah sakit umum. Di situ akan ditanya: mana izin melahirkannya.
Baca Juga:Ditangkap Polisi saat Pesta Sabu, Begini Nasib Oknum Kepala MTs di CianjurPenyelundupan Sabu Pakai Rehal Al-Quran ke Lapas Cianjur Berhasil Digagalkan
Sang ibu punya rumah sakit sendiri: RSPAD. Di situlah dia bisa melahirkan. Izinnya tentu datang dari pimpinan RSPAD itu sendiri –dan itu adalah dokter Terawan sendiri.
Apakah pimpinan Angkatan Darat mengizinkan?
Setelah heboh-heboh dua hari terakhir ini beredarlah di media sosial: surat dari pimpinan TNI AD. Isinya: sulit ditafsirkan ke mana arahnya (baca sendiri suratnya).
Dari surat itu saya yakin uji coba lanjutan VakNus akan berlanjut di RSPAD. Di luar birokrasi BPOM. Targetnya bukan lagi untuk masuk program vaksinasi nasional. Targetnya adalah ”Purwodadi kuthane….”.
Setelah terbukti kelak, barulah terserah, mau diapakan bayi yang terbukti bisa tumbuh baik itu –kalau terbukti bisa tumbuh.
Perkiraan saya: TNI AD berkepentingan dengan penelitian ini. Itu menyangkut ketahanan nasional yang sangat mendasar.
Di banyak negara militer turun tangan. Pun di Tiongkok. Vaksin Sinovac dan CanSino lahir dari militer. Yang prosedurnya dipercepat. Yang relawan awalnya adalah anggota tentara.
Pimpinan tertinggi laboratorium militer di Wuhan, Mayor Jenderal Chen Wei, wanita, ahli virus, menjadi relawan pertama –disuntik beneran. Dia sampai pamit ke putri tunggalnya untuk menerima risiko terberat. Tapi sang putri percaya ibunyi adalah ahli virus. Dan lagi ibunyi itu tentara –begitulah cara harus mengabdi ke negeri.
Baca Juga:Sempat Turun, Tingkat Keterisian Ruang Isolasi Covid-19 di Cianjur Kini Capai 68 PersenAntisipasi Pergerakan Pemudik, Polres Cianjur Siapkan 8 Pos Penyekatan
Maka uji coba fase II Vaksin Nusantara di RSPAD sekarang ini, mestinya, bukanlah uji coba fase II di bawah BPOM. Itu adalah fase II uji coba Vaksin Nusantara di luar jangkauan BPOM. Atau apalah namanya. Kata ”vaksin” di situ jangan-jangan juga bukan ”vaksin” dalam pengertian definisi BPOM. Mestinya sikap BPOM, maksimal, adalah ”tidak tahu menahu uji coba” tersebut. Selesai. Tidak harus serang sana-sini.