“Saya kan presiden,” jawab Pak SBY –seperti yang diceritakan Pak Ical lantas tertawa-tawa: usaha merahasiakan sakitnya gagal.
Dengan cerita itu, Pak Ical ingin mengatakan bahwa kepeloporannya menjalani vaksinasi Vaksin Nusantara (Disway kemarin) bukan asal-asalan. Ada utang nyawa di baliknya.
Bahkan juga nyawa istrinya.
Belum lama ini.
Pak Ical sudah membawa sang istri ke mana-mana. Termasuk ke Amerika. Tetap saja tidak sembuh. Sampai harus pakai kursi roda.
Baca Juga:53 Ribu Desa dan Kelurahan Berada di Kawasan Rawan Bencana10 Juta Penduduk Sudah Divaksinasi Covid-19
Tidak ada pemikiran sama sekali untuk ke dokter Terawan. Sakitnya kan tidak ada hubungan dengan pembuluh darah di otak. Ini beda. Ini soal kanker. Yang membuat sang istri sampai seperti orang terkena Parkinson.
Akhirnya: dibawa ke RSPAD. Ditangani dokter Terawan juga. Kali ini lewat fasilitas terbaru di rumah sakit itu –yang juga sangat kontroversial: cell cure. Maka sang istri pun menjalani cell cure. Ditambah DSA juga. Sembuh.
Utang pun bertambah.
“Waktu beliau diberhentikan dari IDI saya bikin hastag #saveTerawan. Sampai Pak SBY pun ke hastag itu,” ujar Pak Ical.
Tentu tetap ada yang kontra. Salah satunya mengirim surat terbuka ke saya. Yang berkirim surat itu bukan sembarang orang. Ia juga ilmuwan terkemuka –dari Semarang: Prof Dr dr Zaenal Muttaqin.
Inilah suratnya (dimuat apa adanya, Red):
***
Surat Terbuka utk YTH Bpk Dahlan Iskan:
PROSEDUR BAKU SAINS ( baca: RISET OBAT BARU, contohnya MOLNUPIRAVIR ini) jelas, bisa dilacak dan dilihat dan dipelajari oleh siapapun yg ingin tahu, orang awam maupun ilmuwan lain pun BISA dan BOLEH melihat nya). Jadi tidak ada DATA yang ditutup-tutupi, apalagi hasil analisa yg disembunyikan.
Sekarang juga kalau anda mau semua data ttg Obat Covid, termasuk studi pra-klinis, nya, Studi Klinin Fase1,2,3 tentang Molnupiravir ini bisa dilihat via Google. Juga data/ Track Record tentang Peneliti/ Researcher nya
JADIIII, Anak Bangsa pun, termasuk Terawan atau si Fulan, BISA dan BOLEH melakukan INOVASI apapun, asal Presedur Baku Sains JANGAN DITELIKUNG, dan DATA ini dibahas dan di PUBLIKASI kan di JURNAL ILMIAH/ Peer Reviewed Journal, BUKAN di depan PARLEMEN yang dipenuhi oleh Tekanan Politik ..