Wayang Kathy

Beras Manja
0 Komentar

Pun saya bisa melihat kiprah ki dalang Dwijo Kanko –kakak kandung Cahyo Kuntadi– yang punya kelebihan mencolok: adegan perangnya. Ia mampu menjungkir balikkan wayang melebihi yang lain –pun melebihi guru mereka: Ki Manteb Soedarsono. Dengan kegilaannya Pak Mantep sudah dibilang ”dalang setan”. Kini, dengan sabetannya itu, Ki Kanko harus bisa disebut sebagai ”setan besar”.

Dua bersaudara ini –Kuntadi dan Kanko– asli Blitar. Mereka adalah putra dalang Haji Sukron Suwondo. Keduanya kini tinggal di Solo dan Karanganyar. Keduanya, seperti juga bapak mereka beristrikan sinden.

Purbo sendiri asli Pacitan yang kemudian juga menetap di Solo Utara. Seperti juga Purbo, Kuntadi dan Kanko adalah juga anak dalang terkemuka di daerah masing-masing.

Baca Juga:Jubir: Partai Demokrat Saat Ini Fokus Konsolidasi Kader dan KepengurusanKapolri Listyo Sigit Terpilih Jadi Ketum PB ISSI

Maka saya bisa mengerti mengapa Si Amerika Kathy menangkap fenomena baru di pewayangan itu. Saya juga mengerti mengapa dia memilih Purbo Asmoro sebagai objek penelitian.

Kathy sangat jeli melihat perjalanan wayang kulit. Tapi awalnya dia begitu sulit mencari siapa yang bisa menjadi promotor untuk membimbing tesis doktornya itu. Itulah sebabnya mengapa akhirnya Kathy memilih Leiden untuk mempertahankan disertasi doktornya.

Leiden punya lebih banyak ilmuwan ahli wayang –pun dibanding Indonesia. (*)

0 Komentar