Awal mulanya dari sebuah buku. Waktu itu Terawan diberi buku oleh seniornya: Prof. dr Suwandi –terakhir berpangkat kolonel dan sudah purnawirawan. Penulis buku itu sendiri seorang ahli dari Jepang.
Terawan mempelajari buku tersebut. Ia pikirkan. Ia renungkan. Lalu ia terapkan di RSPAD.
Untuk itu ia harus bekerja sama dengan ahli kanker. “Saya tidak ikut menentukan jenis obatnya. Ahli kanker yang menentukan. Saya hanya tukang antar obat itu ke sasaran,” ujar Terawan.
Baca Juga:Bendungan PLTM di Sukaresmi Cianjur Jebol, Rusak Rumah dan Sawah WargaBantu Korban Banjir Subang, Pemprov Jabar Salurkan 159 Ton Beras
Dengan demikian maka obat kemo tersebut bisa langsung masuk ke dalam kanker. Tidak sampai ikut merusak sel tubuh lain secara lebih luas.
Sekarang tidak ada lagi yang mempermasalahkannya praktik itu. Dan Terawan terus saja melangkah. Ke bidang lain lagi. Ia pun merintis berdirinya cell cure untuk penderita kanker otak.
Saya belum banyak tahu soal cell cure ini. Saya hanya tahu: banyak dokter yang mempersoalkannya.
Tapi cell cure di RSPAD Gatot Subroto jalan terus. Dengan peralatan dari Jerman. Dengan tenaga ahli dari sana –untuk transfer pengetahuan. Sebelum itu beberapa dokter RSPAD ia kirim ke Jerman –untuk mendalami cell cure di sana.
Prinsip cell cure adalah menggunakan sel dedrintik. Sejak itu RSPAD sudah sangat akrab dengan ilmu sel dendritik.
Tibalah pandemi. Indonesia harus mengatasi Covid-19 dengan segala cara. Terawan lantas memikirkan menggunakan sel dendritik untuk menciptakan kekebalan tubuh pada Covid-19.
Di saat bersamaan Terawan tahu bahwa di Amerika juga muncul ide yang sama. Maka Terawan mengajak Amerika untuk mewujudkan Vaksin dendritik Covid-19 di Indonesia. Pihak Amerika setuju karena melihat Indonesia sudah punya tim sel dendritik.
Baca Juga:Bank Indonesia dan Pemprov Jabar Mempercepat Digitalisasi TransaksiDidirikan Sejak 2018, RIMBA Fokus Kegiatan Kemanusiaan dan Lingkungan Hidup
Jadilah Vaksin Nusantara. Yang sudah dilakukan uji coba fase 1-nya di Semarang. Kini sedang menunggu izin BPOM untuk fase 2.
Minggu depan Terawan akan menjalani uji kelayakan di DPR. Presiden Jokowi telah menunjuknya menjadi duta besar Indonesia di Spanyol. Saya tidak tahu apakah DPR akan merelakan Terawan meninggalkan Indonesia –di saat Vaksin Nusantara masih memerlukan dirinya.
Terawan sendiri mengatakan akan tunduk pada apa pun tugas yang datang dari presiden. Sebagai tentara, Terawan punya prinsip taat komando. Presiden adalah Panglima Tertinggi TNI.