Cianjurekspres.net – Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca tengah menjadi perdebatan. Penyebabnya, ada laporan bahwa vaksin tersebut bisa mengakibatkan pembekuan darah pada penerimanya. Beberapa negara langsung menghentikan penggunaannya untuk sementara waktu.
Denmark, Norwegia, dan Islandia adalah yang pertama memutuskan menghentikan pemakaian AstraZeneca. Italia dan Austria telah melarang penggunaan vaksin dari batch yang berbeda. Sama seperti Pfizer-BioNTech, ada dua dosis vaksin AstraZeneca yang harus disuntikkan ke pengguna. Thailand dan Bulgaria memilih menunda vaksinasi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) berseberangan dengan negara-negara tersebut. Mereka menyatakan, tidak ada alasan untuk berhenti menggunakan vaksin AstraZeneca dengan dalih pembekuan darah.
Baca Juga:Di Bandung Ada Kampung Wisata ReligiUu Minta BPD Perkuat Komunikasi dengan Kepala Desa
Komite penasihat vaksin WHO telah memeriksa data keamanan yang masuk ke mereka. Mereka bertemu dua pekan sekali untuk menganalisis vaksinasi. WHO menekankan, tidak ada hubungan antara vaksin dan pembekuan darah. Saat ini ada 260 juta dosis vaksin dari berbagai merek yang sudah disuntikkan di seluruh dunia. Hingga Jumat (12/3) belum ada kematian yang dikaitkan dengan suntikan vaksin Covid-19.
”AstraZeneca adalah vaksin yang luar biasa, sama seperti vaksin Covid-19 lain yang kini digunakan,” ujar Juru Bicara WHO Margaret Harris seperti dikutip Agence France-Presse. Karena itu, dia menyarankan agar vaksinasi dengan AstraZeneca tetap dilanjutkan.
Beberapa otoritas kesehatan dunia berpendapat serupa, termasuk Badan Obat Eropa (EMA). Namun, EMA meminta alergi parah ditambahkan dalam kemungkinan efek samping penggunaan vaksin AstraZeneca. Sebab, ditemukan beberapa kasus alergi parah terkait itu di Inggris.(jawapos/nik)