Pengamat Politik Ungkap Komposisi Baru Rivalitas di Pilkada Cianjur

Survei Pilpres: Prabowo Unggul Dipertanyaan Terbuka, Kalah Dipertanyaan Tertutup
Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah.(ist)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah menilai, konstelasi politik di Pilkada Cianjur 2020 akan memunculkan komposisi baru rivalitas yang cenderung mengarah kepada kubu petahana Herman Suherman-Tb Mulyana Syahrudin (BHSM) dan Oting Zaenal Muttaqin-Wawan Setiawan (OTW).
“Konstelasi politik cenderung mengarah pada petahana dan Oting-Wawan, mesin parpol maupun pengaruh politik keduanya terlihat mulai setara,” katanya kepada cianjurekspres.net, Rabu (2/9/2020).
Dedi mengatakan, dari sisi mesin parpol petahana yang diusung lima partai politik (Golkar, NasDem, PDIP, PAN dan PPP) tidak lagi dominan dengan turunnya rekomendasi Partai Gerindra. Selain itu pengalaman Oting di birokrasi Cianjur akan menambah daya tarik pemilih rasional, karena dianggap menyamai pengalaman petahana.
Baca Juga: Pilkada Cianjur Diprediksi Diikuti Empat Paslon, Pengamat Politik Sebut Petahana Harus Waspadai Gerindra-Demokrat
“Dengan kondisi ini, bisa saja pertarungan paling kuat ada di dua kelompok ini. Pemenang sangat mungkin bergantung pada siapa yang paling dominan menggunakan model kampanye gerilya,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) itu.
Apakah majunya Oting akan memecah suara Aparatur Sipil Negara (ASN)?. Dedi menegaskan secara keseluruhan tidak terpecah signifikan, tetapi dalam bidang yang dipimpin Oting memungkinan.
“Petahana punya akses menggunakan kekuasaan untuk membangun program populis yang bisa berdampak pada ASN. Sementara Oting tentu tidak, kondisi itu yang membuat keduanya tetap berjarak, sehingga ASN semestinya tidak menjadi tujuan utama,” katanya.
Lantas bagaimana dengan paslon lainnya seperti Lepi Ali Firmansyah-Gilar Budi Raharja (Pilar) dan Muhammad Toha-Ade Sobari (HaDe).
Dedi mengatakan paslon Lepi-Gilar yang diusung PKB dan PKS tetap akan berada di tengah persaingan dan menjadi menarik.
“Karena mereka bisa berpeluang secara tiba-tiba unggul, terlebih PKS dari pengalaman di banyak Pilkada miliki kecenderungan pemilih senyap yang sulit diterka,” tandasnya.
Sementara paslon independen Muhammad Toha-Ade Sobari (HaDe), Dedi melihat sebenarnya tidak terlalu dipertimbangkan bagi kontestan lain. Hal ini mengingat Cianjur tidak memiliki catatan kesuksesan kandidat independen.
“Hanya saja ini sangat baik untuk mereka, karena tanpa diperhitungkan Toha-Ade punya banyak waktu untuk menyusun strategi, juga gerilya senyap,” pungkasnya.(Herry Febriyanto)

0 Komentar