Puluhan Warga Diduga Keracunan, Dua Meninggal Dunia

0 Komentar

CIANJUR – Sebanyak 70 warga Desa Jayagiri Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur mengalami keracunan. Diduga keracunan massal tersebut disebabkan ikan pindang yang mereka konsumsi saat kegiatan kenaikan kelas di SDN Ciseureuh.

Akibatnya dua orang di antaranya meninggal dunia dan beberapa orang harus dirawat secara intensif.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Cianjur Ekspres, keracunan massal tersebut pertama kali diketahui setelah beberapa orang warga Desa Jayagiri mengeluhkan pusing, mual, dan muhtah-muntah pada Jumat (21/6) siang.
Pada awalnya, warga mengira kondisi tersebut diakibatkan faktor cuaca yang tengah memasuki peralihan musim. Namun ternayta jumlah warga yang mengeluhkan keadaan serupa terus bertambah hingga mencapai 70 orang.
“Kami baru mendapatkan informasi adanya keracunan massal tersebut pada Sabtu pagi, sebab warga yang mengeluhkan pusing, mual dan muntah itu bertambah banyak pada Sabtu. Sebagian besar pun dibawa ke puskesmas,” ujarKapolsek Sindangbarang AKP Nandang saat dihubungi melalui telepon seluler, Sabtu (22/6).
Menurutnya, dua orang warga meninggal dunia diduga karena keracunan makanan tersebut. Di samping itu, hingga Sabtu sore beberapa orang masih harus dirawat intensif di Puskesmas lantaran kondisi tubuhnya yang masih lemah, sedangkan korban lainnya sudah pulang setelah membaik.
“Untuk korban meninggal itu ada dua orang, yakni Ahmad Sadili (56) dan Rindi (11),” kata dia.
Dia mengungkapkan, penyebab keracunan diduga ikan pindang yang dijual oleh pedagang keliling saat acara kenaikan kelas di SDN Ciseureuh Desa Jayagiri, Rabu (19/6). Pasalnya para korban yang mengalami keracunan massal tersebut sebelumnya mengkonsumsi ikan pindang.
“Tapi kami masih dalami untuk memastikan penyebab keracunan massal tersebut. Sementara keterangan para korban, mereka sebelumnya mengkonsumsi ikan pindang,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Tresna Gumilar, mengatakan, pihaknya sudah menurunkan tim untuk mengecek langsung ke lokasi keracunan dan memeriksa para korban untuk memastikan penyebab terjadinya keracunan massal.
“Dari seluruh korban yang mengeluhkan gejala keracunan, 41 di antaranya dibawa ke puskemas untuk ditangani secara medis. Tapi hingga Sabtu sore, hanya tinggal empat orang yang masih dirawat intensif. Selain fokus penanganan medis, kami juga berangkatkan tim untuk mengambil sampel yang nantinya akan diuji labolatorium. Dengan begitu penyebabnya bisa diketahui secara pasti,” kata dia.

0 Komentar