CIANJUR – Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Cianjur memastikan ketersediaan beras daerah masih aman. Maraknya bencana yang merusak lahan pertanian, dinilai tidak mengganggu hasil panen dan bahkan beras Cianjur akan tetap surplus.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Cianjur, Mamad Nano mengatakan, hingga saat ini musim panen masih relatif terkendali. Mengingat, para petani sudah paham untuk mengatur pola tanam.
“Mereka tidak memaksakan menanam (padi) kalau cuaca tidak cocok, jadi bergiliran dengan palawija saja,” ujar dia kepada wartawan, Minggu (20/1).
Dia mengatakan, memang terdapat sejumlah titik persawahan yang terkena bencana alam belakangan ini. Di antaranya, persawahan yang dilanda banjir dan longsor. Namun, hal itu tidak berdampak signifikan karena penanaman sudah sesuai prediksi.
Mamad menjelaskan, pola tanam padi sudah diberi jangka waktu per tiga kali panen. Dipastikan penanaman tidak dilakukan serentak oleh petani, dengan begitu maka hasil panen pun terbagi menjadi beberapa kali.
“Jadi, kebutuhan Cianjur itu sekitar 255 ribu ton. Sementara hasil yang diperoleh dalam setahun bisa 835 ribu ton, artinya Cianjur itu surplus beras,” ujar dia.
Berdasarkan data yang diperoleh, Cianjur sendiri memiliki area luas tanam padi sebanyak 161.892 hektare. Setelah masa panen Maret mendatang yang diklaim tidak mundur, lahan-lahan tersebut pun siap kembali tanam untuk periode berikutnya.
Mamad menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir mengenai kebutuhan beras. Selain dipastikan produksinya tidak terganggu, hingga saat ini pun masih ada peranan Bulog untuk memenuhi kebutuhan beras.(bay/sri)