CIANJUR, Cianjur.jabareskpres.com – Memasuki musim hujan dengan intensitas tinggi, Pemkab Cianjur menetapkan status siaga bencana untuk periode Oktober 2025 hingga April 2026.
Penetapan ini berdasarkan Surat Keputusan Bupati Cianjur Nomor 300.2/Kep.360/BPBD/2025 sebagai langkah antisipasi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang tinggi, abrasi, hingga tanah longsor.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, Pemkab Cianjur melaksanakan Apel Siaga Bencana di halaman eks parkir Pemda Cianjur, Selasa, 4 November 2025 pagi.
Baca Juga:Lagi! BPSK Kembali Terima Aduan Terkait Dana Tak Bisa Dicairkan di LKM Akhlakul KarimahLBH Mantra Audensi ke ATR/BPN Cianjur, 22 Permohonan Eks HGU Sindangjaya Dinyatakan Clear
Kegiatan tersebut diikuti oleh unsur pemerintah daerah, BPBD, TNI, Polri, relawan, serta berbagai organisasi masyarakat.
Wakil Bupati Cianjur, Ramzi Geys Thebe atau Abi Ramzi, mengatakan apel tersebut menjadi momentum untuk memastikan seluruh kekuatan daerah siap siaga menghadapi potensi bencana yang kerap terjadi pada musim hujan.
“Ini bukan sekadar apel formal. Kita ingin memastikan komitmen bersama seluruh unsur di daerah telah siap menghadapi curah hujan tinggi dan berbagai risiko bencana yang mungkin muncul,” kata dia kepada wartawan di Pendopo Cianjur.
Menurutnya, masyarakat Cianjur terutama wilayah selatan telah memiliki pemahaman baik mengenai kondisi geografis yang rawan longsor dan banjir bandang.
Namun, peningkatan kewaspadaan mutlak diperlukan mengingat cuaca ekstrem yang sulit diprediksi.
Ramzi menjelaskan, Pemkab Cianjur telah melakukan berbagai langkah pencegahan, salah satunya penebangan pohon di tepi-tepi jalan yang dianggap membahayakan saat angin kencang.
“Secara estetika memang berkurang, tapi ini demi keselamatan pengguna jalan. Semua unsur bergerak, semua siap,” ujarnya.
Baca Juga:Capaian Program MBG di Cianjur Baru 30 PersenPemkab Bakal Menagih Uang Bantuan yang Dobel pada Korban Gempa Cianjur 2022
Lebih jauh, Ramzi pun mengajak seluruh pondok pesantren, santri, dan masyarakat untuk mendoakan Cianjur terhindar dari bencana.
“Kita dikenal sebagai Kota Santri. Mari memperbanyak doa dan memohon perlindungan agar Cianjur dijauhkan dari marabahaya,” ujar Ramzi.
Di sisi lain, dia mengakui peralatan tanggap darurat masih perlu dilengkapi. Namun, semangat kesiapsiagaan menjadi prioritas utama pemerintah daerah bersama seluruh stakeholder.
“Peralatan mungkin belum sempurna, tapi kesiapan dan komitmen harus maksimal sejak dini,” katanya. (dik)
