4. Ruam akibat infeksi
Infeksi juga bisa menyebabkan ruam pada bayi. Infeksi jamur biasanya terjadi pada area lembap, seperti lipatan leher, ketiak, atau area popok. Ruam akibat jamur tampak merah dengan tepi yang jelas. Infeksi bakteri, seperti impetigo, ditandai dengan bercak merah berisi cairan atau nanah yang mudah pecah. Ada pula infeksi virus, misalnya campak, roseola, atau cacar air, yang umumnya disertai gejala lain seperti demam, batuk, atau tubuh lemas. Berbeda dengan ruam biasa, ruam akibat infeksi sering kali membutuhkan pemeriksaan dokter karena bisa menular dan memerlukan pengobatan khusus.
5. Kondisi kulit tertentu
Beberapa bayi juga mengalami ruam akibat kondisi kulit bawaan. Eksim atau dermatitis atopik ditandai dengan bercak merah, kering, dan gatal, biasanya muncul di pipi, lengan, atau kaki. Sementara itu, dermatitis seboroik atau cradle cap tampak sebagai kerak kekuningan di kulit kepala, namun bisa menyebar ke bagian tubuh lain. Kondisi ini biasanya berlangsung jangka panjang dan membutuhkan perawatan khusus untuk menjaga kulit tetap lembap dan sehat.
Kapan harus waspada dan membawa bayi ke dokter?Tidak semua ruam berbahaya, namun ada beberapa tanda yang sebaiknya diwaspadai. Bayi perlu segera dibawa ke dokter apabila ruam disertai demam tinggi, menyebar cepat ke seluruh tubuh, tampak bernanah atau berisi cairan, atau membuat bayi sangat rewel hingga menolak menyusu.
Baca Juga:Kemenag Rampungkan PPG Daljab Guru PAI 2025, Tunjangan Profesi Mulai 2026Jadwal Nonton Film Tinggal Meninggal di SAMS Cianjur
Ruam pada bayi bisa dipicu oleh berbagai hal, mulai dari iritasi, alergi, cuaca panas, infeksi, hingga kondisi kulit tertentu. Sebagian besar bisa ditangani dengan menjaga kebersihan kulit, memilih produk yang aman, serta memastikan bayi merasa nyaman. Namun, bila ruam disertai gejala lain yang lebih serius, orang tua perlu segera berkonsultasi dengan tenaga medis agar bayi mendapatkan perawatan yang tepat.