KASAI Soroti Pembangunan yang Mengabaikan Kelestarian Lingkungan di Indonesia

Soroti pembangunan
Jajaran Keluarga Alumni Sosial Ekonomi Pertanian-Agribisnis Indonesia (KASAI). (Foto: Ist)
0 Komentar

BANDUNG, Cianjur.jabarekspres.com – Keluarga Alumni Sosial Ekonomi Pertanian-Agribisnis Indonesia (KASAI) menyoroti pembangunan infrastruktur yang mengabaikan kelestarian lingkungan dan kepentingan ekologi di Indonesia.

Ketua KASAI, Prof Achmad Cahya mengatakan, eksploitasi yang berlebihan telah mengancam keberlangsungan hidup manusia, keanekaragaman hayati, dan keseimbangan ekosistem global.

“Kerusakan ekologi itu akan menjadi beban ekonomi negara di kemudian hari, beban sosial dan lingkungan. Biaya yang dibutuhkan untuk pemulihan (recovery) kerusakan-kerusakan itu akan sulit diukur dan justru akan mengganggu prioritas pembangunan selanjutnya,” kata Achmad.

Baca Juga:Badan Bank Tanah Komitmen Sejahterakan Masyarakat dengan HPLUnit Siaga SAR Cianjur Latih 30 Peserta Calon Potensi SAR 

Dia mencontohkan, pembangunan yang melanggar konsep tata ruang, akan berimbas pada terganggunya saluran irigasi dan drainase.

Kondisi tersebut akan diperparah dengan rusaknya daerah resapan hulu sungai, sampah yang menyumbat sungai dan sebabkan banjir yang melanda permukiman.

“Kerugian, pemulihan kerusakan, dan penanganan dampak yang ditimbulkan, biaya-biayanya akan sangat besar dan sulit diukur. Andaikata, ada keuntungan dari pembangunan itu, maka akan sia-sia karena habis untuk menangani dampak negatif yang dihasilkan,” ungkap Achmad.

Pihaknya juga banyak menemukan, sejak zaman orde baru, beberapa program pembangunan pertanian dengan pendekatan ekstensifikasi melalui pembukaan hutan, menyisakan masalah ekologi.

“Belakangan pembukaan hutan besar-besaran untuk kepentingan lahan sawit dan cetak sawah baru, lagi-lagi mengorbankan kepentingan ekologi,” paparnya.

KASAI, kata Achmad, akhirnya mendesak pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat secara umum untuk mengutamakan prinsip pembangunan berkelanjutan yang memadukan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

“Kita juga menolak praktik pembangunan eksploitatif yang merusak hutan, sungai, laut, dan ekosistem vital lainnya. Selain itu, kita juga mendorong kebijakan ramah lingkungan, dimulai dari tata ruang, penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah, perlindungan kawasan resapan air,” bebernya.

Baca Juga:Hilman Hidayat: Kisruh PWI Pusat Sulit TerdamaikanPelantikan Ketua dan Pengurus PWI Cianjur Suguhkan Monolog Tirto

KASAI juga meminta pembangunan melibatkan partisipasi masyarakat lokal, dalam perencanaan pembangunan untuk memastikan hak-hak ekologis dan budaya terjamin.

“Kami yakin, pembangunan sejati haruslah memikirkan masa depan generasi, bukan hanya keuntungan jangka pendek. Melindungi lingkungan bukanlah penghambat kemajuan, melainkan fondasi untuk kehidupan yang lebih adil dan berkelanjutan,” tandasnya.

0 Komentar