CIANJUREKSPRES– Dalam beberapa minggu terakhir, terjadi kecelakaan kereta api di Indonesia. Kecelakaan tersebut menimbulkan luka-luka hingga korban jiwa. Menanggapi hal ini, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyampaikan terus melakukan evaluasi sejumlah insiden kereta api yang terjadi.
“Kami bersama para pihak terkait tengah berupaya mendalami insiden-insiden yang terjadi ini sehingga harapannya dapat dirumuskan solusi yang dapat dilakukan agar insiden serupa tidak terulang,” ujar Dirjen Perkerataapian, Risal Wasal Selasa (16/01/24).
Dengan itu, Risal mengungkapkan bahwa DJKA terus melakukan peningkatan pada jalur-jalur kereta api dan membangun jalur ganda untuk meningkatkan keselamatan, kenyamanan, dan keamanan perjalanan kereta api.
Baca Juga:Ingat! Ini Rincian Terbaru Iuran BPJS Kesehatan 2024 untuk Kelas 1, 2, dan 3Wajib Tahu, Ini Manfaat Jalan Kaki 10 Menit Tiap Hari
Adapun pembangunan jalur ganda yang telah dilakukan oleh DJKA mencakup Segmen Cirebon – Purwokerto – Yogya – Solo – Madiun – Wonokromo (rampung pada 2020), Segmen Bogor – Sukabumi (progres mencapai 97,14%), dan Segmen Kiaracondong – Cicalengka (Tahap I rampung 2022, Tahap II progres mencapai 76,08%).
Untuk mengantisipasi terjadinya anjlok. DJKA telah menargetkan untuk melakukan 18 kegiatan peningkatan prasarana perkeretaapian, seperti peningkatan kapasitas jalur, serta fasilitas operasi pendukungnya pada 2024.
Untuk tahun ini, DJKA menargetkan agar 94% dari keseluruhan jalur kereta api di Indonesia sudah sesuai standar Track Quality Index (TQI) Kategori 1 dan 2.
“Jika jalur kereta kita sudah mencapai standar kualitas TQI Kategori 2, maka kereta dapat melaju pada kecepatan 80 sampai 100 km/jam, sementara dengan standar kualitas TQI Kategori 2, kereta dapat melaju pada kecepatan 100 sampai 120 km/jam dengan aman dan selamat,” ucap Risal.