“Kalau terpalnya sudah lapuk, pasti akan bocor saat hujan turun. Makanya kita selalu sedia belasan ember di dalam tenda. Saat ini saya sedang cari-cari asbes bekas untuk dijadikan atap, baru dapat dua lembar,” kata dia.
Kalau tidak ada relawan yang memberi bantuan, mungkin dia dan keluarganya akan terus berjibaku dengan air saat hujan turun. Untungnya, dua hari lalu dia mendapat bantuan terpal 5×6 meter.
“Karena sudah masuk musim hujan, terpal pun langsung saya pasang. Khawatir hujan turun lagi dan airnya masuk ke tenda karena bocor. Ini juga sudah Alhamdulillah,” kata dia.
Baca Juga:4 Kecamatan di Cianjur Masih Rawan Banjir dan LongsorPenanganan Rutilahu di Cianjur Sangat Minim
Selain cuaca, binatang liar pun jadi problem. Sudah dua kali dia temukan ular sawah yang masuk ke tendanya. Belum lagi hewan berbisa lainnya seperti kalakengking. Meskipun berbahaya, dia mengaku sudah biasa mengatasi hal tersebut.
Dia yang bekerja sebagai buruh harian lepas itu menolak saat diajak orangtuanya untuk tinggal bersama di rumah yang dibangun oleh pemerintah pusat beberapa waktu lalu. Alasannya, karena dia sudah berkeluarga.
“Kalau sudah berkeluarga, tidak enak kalau harus numpang. Apalagi rumah yang baru itu kamarnya terbatas, di dalam juga sudah ada adik dan uwa saya. Tapi terkadang anak saya yang paling besar tidur di situ,” ungkapnya.
Ketua Tim Advokasi Kemanusiaan Manjur Yana Nurzaman mengatakan, jika keluarga Hendra menjadi salah satu dari 1.300 lebih keluarga yang masih bertahan di tenda.
“Kami mencatat ada kurang lebih 1.300 keluarga yang masih tinggal di huntara. Kebanyakan dari mereka adalah korban yang tidak atau belum mendapatkan bantuan dana stimulan pembangunan rumah dari pemerintah pusat, termasuk keluarga Hendra,” kata Yana saat dihubungi.
Yana sendiri saat ini tengah memperjuangkan nasib Hendra, untuk bisa mendapatkan bantuan dana tersebut. Dia sudah mengumpulkan dokumen-dokumen seperti KTP dan KK untuk diajukan sebagai salah satu penerima manfaat.
Tak hanya itu, Yana pula lah yang sudah memberikan bantuan terpal pada keluarga Hendra, karena melihat kondisi terpal yang bocor-bocor saat hujan turun.
Baca Juga:Jembatan Gembreng di Karangtengah Cianjur Terancam Ambruk, Menyisakan Plat dan Rangka BesiStrategi Anies Perkuat Kerja Sama Selatan-Selatan: Lakukan seperti Ali Sastroamidjojo
“Kami lihat video dia dan anaknya menadah air yang bocor dengan belasan ember beberapa waktu lalu, saya langsung berikan satu lembar terpal. Menurut saya itu pun masih kurang,” ujarnya.