CIANJUREKSPRES – Diduga stok obat puskesmas habis, seorang balita berusia 2,5 tahun meninggal dunia akibat kejang yang dialami cukup lama.
Kasus balita meninggal itu pun baru ramai belakangan ini karena voice note berdurasi kurang lebih tiga menit ayah dari balita Agus Darussalam (33) yang tersebar melalui pesan berantai di aplikasi Whatsapp dan jadi diperbincangan.
Berdasarkan penuturan Agus, anaknya mengalami demam tinggi dan kejang pada pertengahan Desember 2023.
Baca Juga:RSUD Sayang Cianjur Siap Berlevel Internasional14.510 Orang Camping di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Agus pun berusaha membawa anaknya ke Puskesmas Cijati untuk mendapatkan pengobatan.
Setibanya di puskesmas ternyata stok obat untuk kejang-kejang tidak tersedia. Karena hal itu, sang balita pun mendapat rujukan ke RSUD Pagelaran. Namun anaknya meninggal dunia, dengan dugaan akibat kejang yang cukup lama meskipun sempat mendapatkan perawatan medis.
“Saat itu anak saya kejang-kejang. Waktu ke Puskesmas Cijati, katanya obat diazefam tidak ada. Saya sudah berusaha cari ke apotik juga tidak ada. Akhirnya anak saya dirujuk ke RSUD Pagelaran. Kami tiba di sana (RS) jam 12.00 WIB siang, tapi anak saya meninggal sebelum Ashar. Katanya jika alami kejang lebih dari satu jam, bisa mempengaruhi saraf otak hingga meninggal,” ujar Agus saat dikonfirmasi pada Kamis (4/1).
Tak hanya itu, beberapa pekan setelah dia alami kemalangan itu, muncul lagi hal serupa di Puskesmas Cijati. Obat kejang-kejang masih tidak tersedia dan harus dirujuk.
“Tapi untungnya anak yang kejang itu dibawa ke Puskesmas Kadupandak yang masih memiliki stok obat kejang. Akhirnya segera bisa diobati dan sembuh,” kata Agus.
Pihaknya pun menyayangkan kondisi Puskesmas Cijati yang tak menyediakan obat kejang khususnya bagi anak. Apalagi, puskesmas tersebut dinilai sebagai fasilitas kesehatan utama bagi warga pelosok daerah.
“Saya menyayangkan kurangnya stok obat kejang di puskesmas. Kalau dari pelosok ini jaraknya ke rumah sakit itu sangat jauh. Makanya puskesmas itu harusnya jadi fasilitas kesehatan yang utama,” ungkapnya.
Baca Juga:Kolaborasi ITB-Pertamina CoRE, Cetak Startup yang Siap Berinovasi4 Kasus DBD di Pamoyanan, Dinkes Segera Lakukan Penyelidikan Epidimologi
Di sisi lain, Kepala Puskesmas Cijati Linda mengungkapkan jika anak dari Agus diantar ke puskesmas pada 14 Desember 2023 setelah alami demam sejak malam sebelumnya.