Puluhan Siswa dari Keluarga Tak Mampu ke Sekolah Tak Bersepatu

Puluhan Siswa dari Keluarga Tak Mampu ke Sekolah Tanpa Sepatu.
Puluhan Siswa dari Keluarga Tak Mampu ke Sekolah Tanpa Sepatu.
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Di balik kisah perjuangan membangun sekolah gratis di selatan, terdapat potret memilukan para siswa di SMP IT Pancuh Tilu, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur. Pilihan siswa di sekolah tersebut bersekolah dengan menggunakan sandal, lantaran tak memiliki sepatu.

Tampak para siswa berjalan di lorong kelas saat hendak memasuki jam pelajaran. Namun sebagian besar siswa tak mengenakan sepatu melainkan sandal.

Bukannya tak ingin mengenakan sepatu, tetapi kondisi ekonomi keluarga membuat para siswa tersebut tak mampu untuk membeli sepatu sekolah.

Baca Juga:Mantan Guru Honorer Bangun Sekolah Gratis dari Hasil Jualan Sapu IjukDisdikpora Pastikan Tak Ada Siswa SMP Belajar di Tenda

“Emang tidak punya sepatu, belum bisa beli,” ungkap Riswan, siswa kelas VIII SMP IT Pancuh Tilu, kemarin (6/12).

Menurutnya dengan beralaskan sandal, dia dan para siswa lainnya berjalan kaki dari rumah ke sekolah yang jaraknya lumayan jauh.

“Setiap hari jalan, pakai sandal dari rumah ke sekolah. Kalau habis hujan, biasanya sandalnya dibuka supaya tidak kotor,” ungkapnya.

Dia mengaku ingin bisa bersekolah dengan mengenakan sepatu. “Ingin punya sepatu, sekolah pakai sepatu kaya siswa lain,” tuturnya.

Kepala Sekolah SMP IT Pancuh Tilu Ahmad Jamaludin, mengatakan dari total 76 siswa, ada sekitar 43 siswa yang tidak menggunakan sepatu ke sekolah.

Menurutnya pihak sekolah membiarkan para siswa mengenakan sandal lantaran mengetahui kondisi ekonomi keluarga dari para siswa tersebut.

Bahkan, lanjut Ahmad, semangat siswa untuk belajar pun sudah sangat diapresiasi.

Baca Juga:Disdikpora Tegaskan Netralitas ASN dalam Kontestasi PolitikPohon Tumbang Sempat Hambat Pengguna Jalan

“Bukannya diizinkan, tapi dengan mereka mau dan semangat sekolah juga sudah luar biasa. Urusan pakai sepatu atau tidak bukan menjadi hal yang utama. Tapi semangat belajar mereka yang harus diapresiasi,” kata dia.

Menurutnya selain sepatu, banyak juga siswa yang belum bisa membeli seragam. Sehingga pihak sekolah memberikan bantuan seragam bagi mereka yang kurang mampu.

“Untuk seragam kita berikan gratis. Baik hasil dari saya jualan sapu ijuk ataupun ada donatur yang memberi. Kalau sekolahnya sendiri memang gratis. Tapi memang kami berharap ada donatur yang memberi bantuan sepatu untuk para siswa,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, SMP IT Pancuh Tilu dibangun oleh Ahmad dari hasil jualan sapu ijuk. Eks guru honorer ini membangun sekolah lantaran merasa prihatin dengan banyaknya anak usia sekolah yang tidak melanjutkan pendidikan karena jarak SMP terdekat yang sangat jauh. (bay/sri)

0 Komentar