Peneliti Vulkanologi Kunjungi Zona Merah Gempa

Peneliti Vulkanologi Kunjungi Zona Merah Gempa
0 Komentar

CIANJUR, cianjurekspres – Belasan peneliti vulkanologi dan jajaran BPBD Cianjur dan sekitarnya kunjungi beberapa lokasi yang menjadi zona merah gempa 21 November 2022 silam. Lokasi yang disambangi yakni Kampung Rawacina Desa Nagrak Kecamatan Cianjur, Site Cijedil RT 03 yang ada Kampung Cugenang Desa Cijedil Kecamatan Cugenang, dan Site Warung Sate Sinta.

Kegiatan tersebut masih dalam bagian FGD yang dilaksanakan PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM.

Peneliti Bumi PVMBG Supartoyo mengungkapkan, jika wilayah rawan gempa yang berpotensi timbulkan kerusakan tergantung pada beberapa faktor. Mulai dari kondisi tanah, muka air tanah, efek topografi, dan kualitas bangunan.

Baca Juga:PMI Asal Cijati Meninggal di Kamboja, Keluarga Lapor PolisiPanji Sakti Hipnotis Ratusan Pecinta Musik Cianjur

“Kita lihat wilayah rawan gempanya, apakah daerahnya memiliki struktur tanah yang padat, lunak, atau tanah dari pelapukan batuan. Lalu muka air tanah yang dangkal dan dalam itu akan membawa pengaruh berbeda. Kemudian efek topografi, contoh efek goncangan di bawah dan di puncak bukit akan beda. Di puncak bukit cenderung akan lebih kuat. Dan soal kualitas bangunan yang tahan gempa pasti sangat berpengaruh,” kata dia saat kunjungi Kampung Rawacina, Minggu (19/11).

Di Kampung Rawacina sendiri, pihaknya menemukan jika wilayah tersebut memiliki kontur tanah yang lunak, juga miliki muka air tanah yang dangkal. Sehingga saat diterjang gempa bumi setahun lalu, banyak timbulkan retakan tanah dan longsoran.

“Di sini juga dekat dengan episenter gempa bumi 21 November 2022 lalu. Nah efek-efek ini lah yang membuat kerusakan parah di Kampung Rawacina. Sementara untuk suara ledakan dan gemuruh yang didengar warga saat terjadinya gempa itu diduga karena gesekan antara lempeng patahan di bawah tanah,” jelas Supartoyo pada Cianjur Ekspres.

Di Kampung Rawacina, masuk dalam lokasi dengan kerusakan paling parah. Efek guncangannya disebut mencapai skala VIII MMI. Akibatnya, kurang lebih 60 persen bangunan yang berdiri di Kampung Rawacina saat itu alami kerusakan berat, bahkan pada rumah dengan struktur kokoh sekali pun.

Kata dia, PVMBG sengaja mengikut sertakan BPBD dari beberapa daerah dalam penelitian lapangan tersebut, bertujuan untuk melatih dan membantu tim tanggap darurat PVMBG.

0 Komentar