CIANJUREKSPRES-Â Perempuan Palestina terpaksa meminum pil pencegah menstruasi karena tak adanya air dan produk-produk untuk kesehatan reproduksi.
Berdasarkan laporan Al Jazeera, perempuan mengonsumsi tablet norethisterone – yang biasanya diresepkan untuk kondisi seperti perdarahan menstruasi yang parah, endometriosis, dan nyeri haid.
Dr Walid Abu Hatab dari Nesser Medical Complex mengatakan, selain untuk menghindari rasa nyeri pil tersebut juga bisa menjaga kadar hormon progesteron naik sehingga rahim berhenti melepaskan lapisannya dan berujung pada penundaan menstruasi.
Baca Juga:Postingan Gal Gadot Pro Israel Disukai Artis Indonesia, Siapa Aja?Suporter Indonesia: Pilih Megawati Atlet Voli Berkerudung Bukan Berkonde
Efek Samping Serius
Meski pil ini bisa menjadi solusi sementara namun efek samping yang ditimbulkan cukup serius, seperti pendarahan vagina yang tak teratur, mual, terganggunya siklus menstruasi, pusing hingga mood swing.
Selain itu kondisi psikologis seperti ketakutan dan stres berat yang secara konstan dirasakan juga berpengaruh pada siklus menstruasi dan rasa sakit saat terjadi menstruasi.
Anak dan Perempuan Palestina jadi Mayoritas Korban
Lebih dari 8.500 warga Palestina meninggal dunia semenjak serangan Israel pasca 7 Oktober lalu. Mayoritas mereka adalah anak dan perempuan.
Meski PBB sudah menyatakan agar Israel melakukan gencatan senjata, namun Israel tetap menolak. Hingga saat ini mereka terus mengebom rumah penduduk, sekolah, rumah sakit bahkan camp pengungsian.***