CIANJUREKSPRES – PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Cianjur terus menggiatkan program electrifying agriculture untuk mendorong berkembangnya usaha tambak udang di pesisir Cianjur Selatan. Pesisir Cianjur Selatan memang menyimpan potensi tambak udang, salah satu pelaku usahanya adalah PT Cuan yang merupakan akronim dari Capit Udang Agro Nusantara.
Usaha tambak udang yang menempati lahan seluas 16 hektar di Kp. Apra RT 01 RW 04, Desa Saganten, Kec. Sindangbarang itu telah menggunakan listrik PLN sejak September 2022 dengan daya sebesar 147 kVA. Sejalan dengan perkembangan usahanya, PT Cuan pun melakukan tambah daya listriknya menjadi 197 kVA.
Tri, penanggung jawab PT Cuan, mengapresiasi PLN Unit Pelayanan Pelanggan (ULP) Tanggeung karena telah menyalurkan listrik yang andal dengan tegangan di atas 200 VA. “Selain itu, tanah di pesisir Tanggeung masih murah dan kondisi airnya bagus,” kata Tri.
Baca Juga:Sabet The Winner Of OGP Award 2023 SE Asia Pasific di Estonia, BPHN Kemenkumham Harumkan Indonesia di Mata DuniaDulu Berstatus Anggota Polri, Kini Sekjen Kemenkumham Dilantik Menjadi ASN
Kondisi air tersebut mendukung budidaya vaname alias udang kaki putih yang menjadi spesialisasi dari PT Cuan.
Dengan menggunakan listrik PLN, PT Cuan dapat menghemat biaya operasional sekitar 30% atau sekitar 15 juta rupiah dibandingkan menyalakan genset.
“Kalau menggunakan genset biaya yang dikeluarkan tiga kali lipat dan bisa menyebabkan pencemaran gila-gilaan. Jika menggunakan listrik, artinya lebih ramah lingkungan,” ujar Tri.
Apalagi menurutnya, usaha tambak beroperasi dua puluh empat jam terus menerus. Oleh karena itu, pemanfaatan listrik mampu menghasilkan penghematan yang signifikan.
Saat ini, PT Cuan telah memiliki enam buah kolam dengan luas per kolam 50 x 50 meter. “Udang ini over demand jadi berapa pun panen pasti diserap (oleh pasar). Dalam setahun kami bisa 2-3 kali panen dengan sekali panen menghasilkan 15-20 ton,” jelas Tri. Selanjutnya, hasil panen tersebut dikirimkan ke Serang, Banten.
Ke depan, perusahaan tambak yang telah menyerap dua puluh lima tenaga kerja lokal itu berencana melakukan ekspansi usaha. “Kami sedang mengurus perizinan lahan di ujung Cidaun sekitar 25,6 hektar yang kira-kira membutuhkan listrik 2 MW. Selain itu ada pula lahan di Desa Hegarsari sekitar 30 hektar yang kira-kira membutuhkan listrik sampai 3,5 MW,” rinci Tri. Perusahaannya mencanangkan di tahun 2025, rencana pengembangan tersebut dapat beroperasi seluruhnya.