Asal Usul Pawai Kuda Kosong, Hadiah Mataram dan Sosok Raden Eyang Suryakencana

Asal Usul Pawai Kuda Kosong Cianjur
Asal Usul Pawai Kuda Kosong Cianjur
0 Komentar

CIANJUREKSPRES- Asal usul Pawai Kuda Kosong ternyata tidak terlepas dari sejarah berdirinya Kabupaten Cianjur. Kuda Kosong menjadi warisan budaya tak benda yang memiliki makna mendalam.

Kuda Kosong merupakan kekayaan budaya yang kehadirannya selalu dinanti dan menjadi magnet utama dalam penyelengaraan helaran budaya Cianjur. Meski kemunculannya kerap dikaitkan dengan hal mistis, namun ada sejarah yang masyarakat perlu ketahui.

Budayawan sekaligus sejarawan Cianjur, Luki Muharam, menjelaskan kebudayaan kuda kosong diambil dari peristiwa diplomasi Cianjur dengan Mataram.

Baca Juga:Buntut Keisengan Menteri Basuki, Reaksi ‘Ngedumel’ Sang Istri Jadi SorotanFakta Lilly Indiani Wenda, Pembawa Baki Bendera yang Sepatunya Copot

Hasil dari diplomasi tersebut, Cianjur telah diakui sebagai negeri sahabat dan bukan lagi negeri taklukan oleh Mataram. Cianjur bahkan mendapat hadiah berupa kuda yang gagah nan perkasa.

Dalam perjalanan pulang dari Mataram ke Cianjur, para utusan tidak menunggangi kuda gagah itu, sebab kuda tersebut merupakan hadiah untuk sang Bupati Cianjur kedua.

Setibanya di Cianjur, mereka disambut oleh dalem beserta jajarannya. Berbagai benda amanat dari Raja Mataram sudah di berikan pada dalem, kemudian kuda gagah hadiah Raja Mataram dibawa ke pendopo Cianjur.

Asal Usul Kuda Kosong

Setelah peristiwa tersebut, tersiarlah pada seluruh rakyat Cianjur. Bahwa, Cianjur telah terbebas dari wajib upeti kepada Mataram, dan juga mendapatkan hadiah seekor Kuda besar yang gagah. Hal ini membuat masyarakat Cianjur penasaran pada sosok kuda pemberian Raja Mataram tersebut.

Dalem atau Bupati Cianjur pun membuat kebijakan untuk memamerkan kuda hadiah tersebut pada Masyarakat,  kuda tersebut kemudian dirias dan diarak mengitari jalan raya Cianjur.

Pada akhirnya kebudayaan itu dikenal dengan nama Kuda Kosong lantaran saat diarak kuda tersebut tidak ditunggangi seperti halnya ketika kuda itu dibawa dari Mataram ke Cianjur.

“Jadi dari sejarah awalnya tidak ditunggangi ktu karena Raden Arya Kidul dan Raden Arya Cikondang menghormati kakaknya, sehingga tidak berani menunggangi kuda itu dari Mataram ke Cianjur,” ujar Luki, Minggu (21/8/2022).

Baca Juga:Tips Hadapi Polusi Ekstrem, Konsumsi Makanan Ini Agar Paru-paru Tetap SehatCek Spesifikasi Gahar Xiaomi Redmi K60 Ultra RAM 24 GB Harga Rp5 Jutaan

Pergeseran Budaya Kuda Kosong

Namun, lanjut dia, pada 1950-an, terjadi pergeseran budaya, dimana kuda kosong diidentikan dengan hal mistis. Dimana kuda tersebut dianggap tidak benar-benar kosong.

0 Komentar