CIANJUR EKSPRES – Bupati Cianjur serta Dinas Pendidikan Jawa Barat bakal melakukan evaluasi terhadap Yayasan Pendidikan Terpadu Riyadhul Huda menyusul adanya aksi bullying dan kekerasan yang dilakukan senior pada siswa SMP.
Pihak sekolah juga diminta tidak lagi memberlakukan sanksi fisik dengan dalih pendisiplinan bagi siswa yang melakukan pelanggaran.
Bupati Cianjur Herman Suherman, mengaku merasa prihatin dengan aksi perundungan dan kekerasan terhadap siswa SMP.
Bupati Herman Prihatin Banyaknya Kasus Kekerasan Seksual di Cianjur
Baca Juga:Angka Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Bawah Umur di Cianjur Semakin MeningkatBupati Akan Buat Perbup Penambahan Jam Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
“Sayang disangkan padahal belum lama ini saya sudah sampaikan kepada setiap sekolah bahwa tidak boleh terjadi kekerasan di lingkungan sekolah. Saya sudah perintahkan Kepala Disdikpora agar memberikan pembinaan,” katanya, Senin (24/7/2023).
Pemkab juga akan berkoordinasi dengan Disdik Jawa Barat karena pelaku perundungan tersebut merupakan senior korban yang sudah duduk di bangku SMK. “Kita akan koordinasi dengan Disdik Jabar, karena kan kewenangan SMK itu ada di Jabar. Makanya kolaborasi agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.
Senada, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) VI Dinas Pendidikan Jawa Barat Endang Susilastuti, mengatakan pihaknya sudah menelepon kepala sekolah Yayasan Riyadhul Huda untuk meminta penjelasan dugaan perpeloncoan dan kekerasan terhadap siswa SMP oleh seniornya.
Tips Persiapan Masuk Sekolah Menengah Atas 2023
Endang menegaskan pada prinsipnya, di sekolah tidak boleh ada kekerasan dalam memberikan pembinaan kepada siswa, sehingga siswa tidak merasakan takut pada lingkungan sekolah.
“Karena ada programnya Sekolah Ramah Anak. Kalaupun ada anak salah hukumannya harus yang mendidik jangan kekerasan,” kata dia.
Dia menegaskan, pihak sekolah harus bisa menerapkan program Sekolah Ramah Anak sehingga tidak ada lagi kejadian perpeloncoan pada siswa.