Warung Mak Eha Legendaris, Warung Nasi Langganan Keluarga Soekarno

Warung Mak Eha Legendaris, Warung Nasi Langganan Keluarga Soekarno
Warung Nasi Mak Eha Legendaris
0 Komentar

CIANJUREKSPRES Pasar Cihapit menjadi salah satu pasar yang terkenal legendaris di tahun 1940-an, pasar ini masih berupa lapangan yang digunakan sebagai tempat mandi kuda yang sedang beristirahat.

Kenanagan ini masih menjadi moment memori Djulaehaa atau yang sering akrab disapa mak Eha. Nama Mah Eha bisa dibilang paling terkenal di Pasar Cipahit, ia memiliki warung nasi yang sudah berdiri sejak tahun 1947 bahkan sebelum tempat ini menjadi pasar Cipahit.

Usia mak Eha memang sudah tidak muda lagi, yaitu sudah 93 tahun namun ia masih punya pendengaran, penglihatan yang jelas, hanya saja jalannya yang sudah tidak segesit dulu.

Baca Juga:4 Daerah Jakarta dengan Harga Tanah Paling Fantastis, Ada Rumah Kamu Nggak Ya?Cara Mengatasi Drama Anak di Hari Pertama Sekolah

Mendiang ibunda, Mak Enok, dulunya adalah seorang koki atau juru masak di rumah-rumah orang Belanda. Eha saat masih gadis kemudian diajari resep dan cara memasak.

“Dulu sekolah Belanda sama sekolah Jepang aja. Begitu lulus langsung diajarin masak gitu, sampai akhirnya nerusin warung ibu. Kalau nggak salah umur 17 tahun,” kenangnya.

Sampai sekarang, resep masakan warung nasi Bu Eha masih terjaga cita rasanya. Padahal Pasar Cihapit terus mengalami perubahan melintasi zaman. Bahkan kini banyak destinasi kuliner yang kekinian dan jadi tongkrongan anak muda.

Tapi entah kenapa, Warung Nasi Bu Eha masih terus ramai seolah tak tergerus masa. Meskipun sejak pukul 06.00-15.30 WIB, tapi kalau ada pengunjung yang baru datang pukul 10.00 WIB atau lebih siang lagi, harus siap-siap gigit jari karena kehabisan banyak menu andalan.

Menu yang disajikan sebetulnya beragam. Sebut saja menu rumahan seperti gepuk, babat, limpa, soto Bandung, gorengan udang, gorengan jagung, telur balado, rendang, dan perkedel.

Tapi yang paling sering dicari orang-orang yakni gepuk, perkedel, dan aneka pepesnya. Plus, tak lengkap menyantap makanan khas Sunda jika tanpa sambalnya. Warung Nasi Mak Eha punya tiga sambal andalan yakni sambal leunca, dadak, dan karedok.

“Ada juga soto Bandung, limpa, rendang, ayam goreng, tapi kalau udah siangan paling tinggal limpa, sotong, ayam goreng, sama sambel,” kata dia.

0 Komentar