Bupati Cianjur Sebut Mengatasi IPM tidak Bisa Instan, Butuh Proses dan Waktu

Bupati Cianjur Sebut Mengatasi IPM tidak Bisa Instan, Butuh Proses dan Waktu.
Bupati Cianjur Sebut Mengatasi IPM tidak Bisa Instan, Butuh Proses dan Waktu.
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Memperingati hari jadi ke-346 Tahun, Kabupaten Cianjur masih dihadapkan pada persoalan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terendah di Jawa Barat, menempati peringkat terakhir dari 27 kabupaten/kota, meskipun angkanya mengalami kenaikan di tahun 2021-2022.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Cianjur, peringkat IPM Kabupaten Cianjur sejak 2018 hingga 2022 masih belum bergeser dari posisi paling bawah.

Pada 2018, IPM Cianjur di angka 64,62 lalu naik menjadi 65,38 di 2019. Namun turun menjadi 65,36 di 2020. Angka tersebut naik kembali di 2021 menjadi 65,56. Begitupun di 2022 angka IPM Cianjur naik menjadi 65,98 atau naik 0,38.

Baca Juga:Disdikpora Cianjur Sebut 24 Bangunan Sekolah Siap DigunakanHari Bhakti Adhyaksa ke-63, Kejaksaan Negeri Cianjur Gelar Pekan Olah Raga

Menanggapi hal ini, Bupati Cianjur, Herman Suherman menegaskan, bahwa mengatasi IPM tidak bisa instan, namun butuh proses dan waktu.

“IPM ini kan tidak instan. IPM kita naik, tapi kan kabupaten lain pun naik juga, sehingga kita perlu percepatan,” katanya kepada wartawan di Pendopo Cianjur, kemarin (11/7).

Dia mengilustrasikan IPM ibarat kabupaten/kota mau ke Jakarta menggunakan mobil. “Kabupaten lain ada yang di jalan tol, kabupaten lain ada yang di Bogor, kabupaten lain ada yang di Puncak, kita misalkan di Cipanas. Kalau kita kilometernya (kecepatannya,red) sama 60 kilometer, ke kejar gak? yang lain juga meningkat (IPM,red). Nah tentunya bagaimana Cianjur? Cianjur ini harus ada percepatan yang beda dengan kabupaten lain,” papar Herman.

Menurut Herman, berbagai langkah percepatan IPM yang sedang dilakukan saat ini tidak instan. Contohnya, meningkatkan IPM di sektor pendidikan melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan mendorong perguruan tinggi swasta menjadi negeri dengan melakukan pencanangan Titik 0 (Nol) Menuju Penegerian Universitas Suryakancana (UNSUR). Pasalnya jika dilihat saat ini masyarakat Cianjur lebih senang jika kuliah ke luar daerah Cianjur.

“Saya ingin dengan titik nol ini untuk menarik minat warga Cianjur agar kuliah di cianjur, sehingga IPM-nya untuk Cianjur dan itu pun tidak instan. Tapi minimal gaungnya sudah, masyarakat ingin kuliah di Cianjur karena akan mempunyai perguruan tinggi negeri,” katanya.

0 Komentar