Melejitkan Daya Beli, Mendongrak IPM: Perspektif Pemberdayaan Ekonomi Umat

Perspektif Pemberdayaan Ekonomi Umat
0 Komentar

Ketujuh, ekosistem bisnis. Dalam rangka menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif bagi pelaku usaha, maka diperlukan adanya kolaborasi dengan lima komponen penta helix. Potensi dari kelima komponen penta helix tersebut dapat dioptimalkan melalui forum pengembangan ekonomi daerah. Kolaborasi dari lima komponen penta helix tersebut bahwa dapat lebih progresif jika ditambah dengan peran aktif dari lembaga keuangan sehingga menjadi hexa helix.

Pendekatan Pemberdayaan Ekonomi Umat

Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa upaya menjaga dan memelihara daya beli masyarakat dengan pendekatan pemberdayaan ekonomi umat dapat dilakukan dengan memperhatikan tiga aspek yaitu produk, akses dan daya beli itu sendiri. Produk dalam hal ini adalah produk lokal, produk lokal mesti diperkuat dari aspek kualitas, kuantitas dan proses produksi yang berbasis pemberdayaan masyarakat, sehingga lebih banyak masyarakat yang terlibat dan menerima manfaat ketika proses produksi dilaksanakan, khususnya manfaat berupa pendapatan yang dapat menopang daya belinya.

Adapun aspek akses yang seringkali menjadi masalah bagi pelaku ekonomi daerah, seperti akses permodalan, akses informasi, dan akses pasar, dapat dicarikan jalan keluarnya dengan mengimplementasikan tujuh program yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Baca Juga:PKS Jadi yang Pertama Ajukan Bacaleg ke KPU CianjurSiap Sukseskan KTT ASEAN di Labuan Bajo, Dirut PLN Pimpin Apel Siaga Kelistrikan bersama Gubernur NTT

Aspek ketiga dalam bagan di atas adalah daya beli itu sendiri. Menjaga daya beli dapat dilakukan dengan mendorong intervensi dari BUMD agar membentuk pusat-pusat penjualan (grosir dan retail) atau pasar-pasar yang disesuaikan dengan pusat sebaran masyarakat dan pusat-pusat produksi produk lokal unggulan. Identifikasi produk-produk unggulan dan pemetaan proses produksi produk unggulan mesti dilakukan BUMD dengan memperhatikan potensi-potensi sumber daya yang dimiliki masyarakat, sehingga siklus produksi dari hulu ke hilir dapat memberdayakan masyarakat.

Selain memperhatikan produk unggulan daerah, BUMD juga harus memperhatikan komoditi-komoditi kebutuhan pokok yang menjadi dasar perhitungan daya beli oleh BPS. Sehingga kegiatan BUMD dapat berkontribusi positif terhadap dimensi daya beli dalam perhitungan IPM Kabupaten Cianjur. Hal ini menjadi penting mengingat BPS mengukur dimensi hidup layak berdasarkan indikator kemampuan daya beli masyarakat atau rata-rata besarnya pengeluaran per kapita terhadap sejumlah kebutuhan pokok.

0 Komentar