CIANJUREKSPRES– Jepang dikenal sebagai negara maju yang menciptakan berbagai teknologi dan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun Warga Jepang Menganggap Menikah Tidak Ada Untungnya? Kenapa ya?
Namun selain nilai positif yang melekat terdapat hal negatif, dimana Jepang diterpa penurunan angka kelahiran akibat banyak warganya yang tidak ingin menikah dan punya anak.
Rendahnya angka kelahiran membuat perdana Menteri Fumio Kishida memprediksi jumlah anak muda di Jepang pada 2030 hanya mencapai setengah dari populasi saat ini.
Baca Juga:Strategi di Tanya “Kapan Nikah?” Saat LebaranSejarah Berdirinya Masjid Agung Cianjur
Hanya 36,6 persen wanita lajang berusia 18-34 tahun yang percaya bahwa sebuah keluarga harus memiliki anak. Angka ini menurun dari 6 tahun sebelumnya sebesar 67,4 persen.
Penurunan juga terlihat pada persepsi pria lajang. Hanya 55 persen pria ingin memiliki anak setelah menikah, dari yang sebelumnya mencapai 75,4 persen.
Survei lain yang dilakukan Nippon Foundation terhadap 1.000 anak muda berusia 17-19 tahun menemukan 60 persen pria dan wanita ingin menikah.
Namun, hanya 19,2 persen pria dan 13,7 persen wanita yang yakin pasti menikah.
Sebanyak 47,3 responden pria yang menjawab mungkin atau tidak akan menikah beralasan karena tidak memiliki pasangan.
Sementara itu, 52,3 persen wanita mengaku lebih nyaman melajang.
Banyak wanita muda menganggap ada menikah tidak membawa keuntungan.
Survei mencatat 36,9 persen wanita tidak ingin membesarkan anak, 35,1 persen tidak ingin kehilangan kebebasan, dan 22,5 persen memiliki prioritas lain daripada berkeluarga.
November lalu, survei yang dilakukan oleh Badan Anak dan Keluarga Jepang menemukan dari 12.249 responden berusia 15-64 tahun, sekitar 2 persen merupakan hikikomori atau orang yang mengisolasi diri di rumah.
Baca Juga:Asal Mula Kue Nastar, Kue Primadona Saat LebaranPesona Masjid Cianjur yang Indah dan Unik, Wajib di Kunjungi!
Angka tersebut berjumlah 1, 46 juta dari seluruh populasi Jepang. Adanya hikikomori ini membuat mereka jarang bersosialisasi dan tidak memiliki pasangan sehingga keinginan menikah dan punya anak semakin minim.
Pakar masalah penurunan angka kelahiran, Fujinami mengatakan keinginan menikah dan punya anak menurun drastis, terutama di kalangan perempuan.
“Persentase wanita yang tidak percaya bahwa mereka akan menikah seumur hidup juga meningkat lebih banyak daripada pria,” kata Fujinami, dikutip dari Asahi, Senin (10/4/2023).