Pandemi Berakhir, OJK Jaga Optimisme Pertumbuhan Ekonomi

Pandemi Berakhir, OJK Jaga Optimisme Pertumbuhan Ekonomi
Tingginya optimisme terhadap prospek perekonomian nasional tercermin dari perkembangan pasar modal yang mencatatkan penambahan 71 emiten di tahun 2022, merupakan yang terbesar selama ini.
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Setelah pemerintah Indonesia mengumumkan tanggap darurat pandemi resmi berakhir di tahun 2022 lalu. Optimisme pertumbuhan ekonomi semakin positif seiring membaiknya berbagai indikator perekonomian dan kinerja sektor jasa keuangan domestik.

Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono menjelaskan, tingginya optimisme terhadap prospek perekonomian nasional tercermin dari perkembangan pasar modal yang mencatatkan penambahan 71 emiten di tahun 2022 merupakan yang terbesar selama ini.

“Begitu juga kredit perbankan dan piutang pembiayaan yang tumbuh 11,35% dan 14,2%, lebih tinggi dari rerata 5 tahun sebelum pandemi di kisaran 8,9% dan 4,4%,” jelas Indarto.

Baca Juga:Ridwan Kamil Minta Komitmen Jaga Ketahanan Pangan Kepada Penyuluh-POPTMeningkatkan Implemenstasi K3 Nasional, Ini yang Dilakukan PLN

Premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh sebesar 13,9% mencapai Rp119 triliun.  Namun, premi asuransi jiwa tahun 2022 mengalami kontraksi sebesar 7,8%.

Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak ada opsi lain selain menyelesaikan masalah sejumlah perusahaan asuransi jiwa dalam waktu dekat.

“Risiko kredit perbankan dan perusahaan pembiayaan konsisten dalam tren membaik, tercermin dari rasio NPL perbankan sebesar 2,4% di Desember 2022, sementara rasio NPF menjadi 2,3%,” ucapnya.

Sepanjang 2022, restrukturisasi kredit Covid-19 Perbankan turun signifikan menjadi sebesar Rp469 Triliun dari puncaknya sebesar Rp830 triliun (Oktober 2020).

“Meningkatnya coverage pencadangan 24,3% dari total kredit yang direstrukturisasi, masa restrukturisasi siap berakhir pada akhir Maret 2023. Kecuali untuk beberapa sektor padat karya akan diperpanjang hingga Maret 2024,” ucap Indarto.

Tingginya permodalan LJK juga memberikan bantalan yang memadai untuk menyerap risiko dan menunjang kebutuhan penyaluran pembiayaan.

Capital Adequacy Ratio (CAR) Perbankan tercatat sebesar 25,6%. Sedangkan Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 327% dan 484,2%. Gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,1 kali, jauh di bawah threshold sebesar 10 kali.

Baca Juga:Ridwan Kamil: Kemuliaan Ada Dalam KepribadianPemerintah Tanzania Ajak PLN Bangun Kelistrikan Afrika Timur

“Kalau di Jawa Barat, stabilitas sistem keuangan Jawa Barat akhir tahun 2022 juga semakin bertumbuh dan dalam kondisi terjaga,” ungkapnya.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) masyarakat oleh Perbankan Jawa Barat bertumbuh sebesar 3,83% yoy dengan penyaluran kredit/pembiayaan yang juga tumbuh positif sebesar 8,64% yoy.

0 Komentar