Resolusi tersebut juga ditandatangani oleh 59 negara yang sepakat untuk ikut serta dalam memperkuat akses pendidikan. Selain itu digalakkan juga pendidikan yang transformatif demi kesetaraan dan kualitas yang inklusif bagi semua orang untuk dunia yang lebih baik ke depannya.
Sebab, tanpa pendidikan yang baik dan layak,menurut PBB akan mempengaruhi suatu negara untuk mencapai kesetaraan gender. Tak hanya itu, proses pendidikan yang inklusif juga dapat memutus siklus kemiskinan yang menyebabkan jutaan anak, remaja, dan orang dewasa tertinggal.
Menurut data UNESCO, diperkirakan lebih dari 244 juta anak tidak bersekolah, dan 771 jua orang dewasa mengalami kondisi huruf. Kondisi ini umumnya ditemukan pada masyarakat terpinggirkan, termasuk orang-orang yang tinggal di daerah dengan ketimpangan tinggi dan negara-negara terbelakang.