Cianjurekspres.net – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, pihaknya terus mendukung ekosistem keberlangsungan kendaraan listrik di Jabar.
Upaya ini pun dilakukan secara Pentahelix dengan melibatkan akademisi, dunia usaha, komunitas, media, dan unsur pemerintahan. Dari unsur akademisi, Pemda Provinsi Jabar salah satunya menggaet University of Nottingham UK.
Kebersamaan kedua belah pihak adalah dalam rangka pengembangan unit kendaraan listrik itu sendiri. Ini penting, kata Sekda karena seiring bertambahnya jumlah penduduk Jabar, maka penggunaan kendaraan pun akan terus bertambah.
Baca Juga:Realme 10 jadi Smartphone Paling Tangguh di Segmennya dengan Helio G99 dan Super AMOLED 90HzAtalia Praratya Raih Penghargaan Kategori Promoter Literacy
Sementara itu, efek samping dari masifnya penggunaan kendaraan adalah polusi akibat emisi kendaraan berbahan bakar minyak (BBM). Maka upaya penurunan emisi di bidang transportasi yakni lewat konversi ke kendaraan listrik dan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Berdasarkan data dari Open Data Jabar, jumlah kendaraan bermotor di Jabar pada tahun 2021 sebanyak 16,3 juta unit. Adapun hingga saat ini jumlah kendaraan listrik di Jabar baru sekitar 545 unit.
“Dilihat dari jenisnya kebanyakan (kendaraan listrik yang digunakan) adalah tipe sepeda motor,” sebut Sekda Setiawan dalam keynote speech pada Seminar Pentahelix Collaboration, dengan tema ‘Rencana Pengembangan dan Masukan Terhadap Kerja Sama Pemda Provonsi Jabar dan University of Nottingham UK, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (9/11/2022).
“Jumlah kendaraan listrik (EV) harus diakselerasi,” ucap Sekda Jabar.
Pemerintah Provinsi Jabar juga terus berupaya menghadirkan energy supply untuk kendaraan listrik. Beberapa waktu lalu, Pemda Provinsi Jabar bersama PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) telah meluncurkan 104 SPKLU yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat.
Di samping itu dukungan baik terhadap industri, ataupun pengrajin kendaraan custom, atau bengkel konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik juga terus dilakukan, yakni dengan standardisasi dan sertifikasi.
“Capacity building untuk sumber daya, kemudian juga penting dalam mengembangkan kendaraan listrik di Jabar,” ucap Setiawan.
Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Bedi Budiman mengaku legislatif mendukung terwujudnya migrasi kendaraan dari energi fosil ke listrik. Namun hal itu pun tetap membutuhkan persetujuan rakyat.