Cianjurekspres – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengemukakan, konsep tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia bisa terwujud kalau para kepala desanya melek digital.
Kepala desa berperan penting dalam meningkatkan ekonomi warganya melalui inovasi digital.
“Konsep ini bisa berjalan dengan cara kadesnya harus melek digital untuk dapat menggerakan ekonomi melalui inovasi teknologi,” kata Ridwan Kamil saat meresmikan Kantor Desa Cinta, Kecamatan Karangtengah, Garut, Senin (22/8/2022).
Baca Juga:Maknai Kemerdekaan RI, BRI Salurkan Dana Pendidikan bagi 68 Paskibraka dan 1.800 Anak Pelaku Usaha MikroHarga Telur Ayam di Pasar Cipanas Cianjur Tembus Rp31 Ribu per Kilogram
Kang Emil, sapaan akrabnya, mencontohkan, inovasi budi daya ikan lele, e-fishery di Indramayu, yang berhasil meningkatkan penghasilan peternak lele tak lepas dari peran kades yang paham digital dan menangkap peluang ekonomi.
Inovasi digital serupa juga terjadi di Kabupaten Sukabumi melalui terobosan teknologi penangkap ikan fish finder.
“Dua contoh inovasi itu bukti peran kades yang melek teknologi,” ucap Kang Emil.
Konsep tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia yang Kang Emil terapkan di Jabar merupakan respons terhadap disrupsi digital dan pandemi COVID-19.
Menurutnya, desa adalah masa depan, tapi syaratnya menguasai digital. Ia pun kembali mencontohkan, produk sabun cuci Mencrang , yang dijual warga desa secara online membuat omset meningkat hingga puluhan juta rupiah per bulan.
“Warga desa sekarang jualannya harus online, termasuk produk-produk pertanian yang terbukti hasilnya meningkat,” ungkap Kang Emil.
Sebelum disrupsi digital, konsep tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia sulit diwujudkan. Arus urbanisasi pun sulit ditekan karena warga desa menganggap, dari sisi pendapatan dengan tinggal di kota lebih baik dibandingkan di desa.
Baca Juga:Komisi B Sebut Penambahan Penyertaan Modal bagi Tiga BUMD Cianjur Ditentukan Hasil Evaluasi di SeptemberRencana Pengembangan Panas Bumi di Wilayah Cipanas Harus Disosialisasikan
“Sebelum disrupsi digital konsep tersebut sulit diwujudkan, maka banyak yang hijrah karena menganggap hidup di kota lebih baik,” ujar Kang Emil.
Namun di era digital saat ini, konsep tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia relevan dan mudah dilakukan. Apalagi warga desa kini umumnya juga memiliki telepon pintar yang bisa dijadikan alat berjualan.
“HP ( handphone ) itu sekarang bukan alat komunikasi saja, melainkan sudah menjadi alat produksi, asal ada kemauan dan dukungan dari kadesnya,” tutur Kang Emil.