Cianjurekspres,net – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, mengakui masih banyak bangunan sekolah khususnya tingkat Sekolah Dasar (SD) yang rusak. Dari mulai ringan, sedang hingga berat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kadisdikpora Kabupaten Cianjur, Akib Ibrahim, menegaskan, bangunan sekolah yang paling banyak mengalami kerusakan sebetulnya di tingkat dasar.
“Di SD kita evaluasi begitu banyak. Kita semua sekarang ini merekapitulasi data, seluruh wilayah itu ada pemetaan terhadap kondisi-kondisi sekolah,” kata dia kepada Cianjur Ekspres di Gedung DPRD Kabupaten Cianjur belum lama ini.
Baca Juga:10.58Wah Ternyata Candi Borobudur Tidak Masuk 7 Keajaiban Dunia, Ini Rilis Terbaru Menurut NOWC
Setelah dilakukan pemetaan, menurut Akib, nantinya akan ada skala prioritas untuk segera di kontrol serta diajukan untuk diperbaiki. “Memang ini menjadi kewajiban kita untuk sama-sama memperbaiki sarana pendidikan,” jelasnya.
Akib mengaku, saat ini data sekolah yang rusak sudah ada di bidang masing-masing yang diinstruksikan segera direkapitulasi serta diprogramkan sesuai dengan program pendidikan dan kondisi anggaran yang ada.
“Kita baru mengajukan ke DAK (Dana Alokasi Khusus) ke nasional, upaya sudah kami lakukan semua. Tapi kalau soal anggaran tergantung kepada kondisi,” katanya.
“Kita wajib mendata seluruh kondisi sekolah, kemudian membuat prioritas untuk perbaikannya. Kemudian menganalisis dan mengajukan, itu yang kami lakukan,” sambung Akib.
Seperti diberitakan sebelumnya, salah satu sekolah yang mengalami kerusakan yakni SDN Ibu Dewi 7 di Kecamatan Cianjur. Sejumlah ruang kelas kondisinya memprihatinkan dan dikhawatirkan ambruk. Bahkan, atapnya pun banyak yang rapuh dan bolong.
Berdasarkan pantauan Cianjur Ekspres, hanya dua ruang kelas yang terpakai untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Sementara sisanya terbengkalai alias gak bisa digunakan untuk aktivitas belajar.
Plt Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Ibu Dewi 7 Cianjur, Tita Rosita mengatakan, akibat rusak, sejumlah ruang kelas terpaksa harus ditinggalkan tidak dipakai. Pasalnya, kalau dipaksakan khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan pada saat aktivitas KBM.