Cianjurekspres.net – Bupati Cianjur, Herman Suherman, menegaskan, bahwa data stunting di daerah tidak sinkron dengan data yang ada di Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Menurutnya, tidak ada kesamaan antara data hasil pendataan dari kader posyandu dengan di kementerian.
“Jadi untuk data dilapangan dengan data dari pusat hasil quickcount itu sama. Belum lama ini, istri saya akan membagikan bantuan bagi penderita stunting di salah satu daerah, ternyata tidak sama. Data yang diberikan pusat ada 200, ternyata setelah ditelusuri cuma 120 orang,” kata Herman belum lama ini.
Baca Juga:Komisi D DPRD Cianjur Panggil Pihak Dinas Soal Insentif Kader PosyanduPikachu Demokrasi
Herman mengatakan, hal tersebut karena ketidakakuratan antara data pusat dan daerah. “Dari sini saja sudah kelihatan, bahwa data pusat dan daerah itu tidak akurat,” katanya.
Dirinya mengungkapkan, bahwa data pusat tentunya berpedoman pada quickcount namun untuk Kabupaten Cianjur sendiri sudah tentu berdasarkan hasil real count.
“Namun meski ada sedikit perbedaan, tentunya jika nanti ada temuan di setiap kecamatan akan kami respon dengan cepat,” ujar Herman.
Lebih lanjut Herman mengatakan, guna mengentaskan kasus stunting maupun gizi buruk harus melibatkan semua unsur yang sama-sama bekerja.
“Ya, tentunya semua unsur organisasi perangkat daerah (OPD) harus turun tangan dalam menyelesaikan kasus gizi buruk dan stunting ini,” tandasnya.(yis/hyt)