“Artinya kami pesimis kalau tahun 2022 dengan target Rp16 miliar, (karena, red) dari Diskoperdagin menerangkan hampir sama bahwa mereka kesanggupannya di angka kira-kira 60 persen,” katanya.
Politisi Partai Gerindra itu mengatakan, Komisi B memberikan beberapa masukkan ke Diskoperdagin yang salah satunya untuk mencari potensi-potensi di luar retribusi pasar dan parkir.
Disisi lain, Diki menjelaskan, pihaknya juga menyoroti jangan sampai retribusi terus ditarik untuk mengejar PAD, sementara kewajiban untuk perlindungan pasar dan para pedagangnya terlupakan.
Baca Juga:Satu Napi Teroris di Lapas Cianjur Berikrar Setia Pada NKRIDokter Sumpah
“Itu yang kami ingatkan waktu rapat dengan Diskoperdagin. Contoh, fasilitas beberapa pasar yang setelah kami survei, banyak kios kios yang kosong. Banyak kios-kios yang tidak terpakai, ataupun terpakai tapi kebocoran atap dan sebagainya,” katanya.
Artinya, menurut Diki, ketika retribusi ditarik harus diseimbangkan dengan pelayanan. “Target (PAD 2022, red) Rp16 miliar, kalau menurut saya sumbernya masih itu-itu saja. Sumber pendapatannya hanya dari kios dan parkir, kemungkinan besar menurut kami tidak akan tercapai kalau tidak ada terobosan terobosan lain,” katanya.(dik/hyt)