Cianjurekspres.net – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Jawa Barat, Nina Susana Dewi memperingatkan masyarakat Jawa Barat untuk tidak panik, namun tetap waspada. Salah satu bentuk kewaspadaan tersebut tercermin dalam penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi.
“Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama dinkes sudah mengambil antisipatif untuk menangani lonjakan kasus varian Omicron, Selain kesiapan fasyankes, penguatan testing, tracing dan treatment (3T) intens dilakukan di tingkat puskesmas,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/1/2022).
Ia mengimbau, masyarakat menjauhi kerumunan serta mengurangi mobilitas. Hal ini diharapkan agar tidak ada pelonjakan kasus di Februari.
Baca Juga:Antisipasi Lonjakan Kasus Omicron di Jabar, Ini Skema yang Disiapkan RSHSTrofi Pertama Inter di Awal Tahun, Steven Zhang: Ini Momen yang Sangat Istimewa
“Kalau tidak hati-hati, kasus bisa naik. Tapi penularan bisa tertahan atau landai jika kita bersama-sama meningkatkan prokes,” ungkapnya.
Penanganan varian Omicron, lanjut Nina, sama dengan penanganan Covid-19 varian lainnya. Pemerintah memperkuat 3T dan fasyankes, sedangkan masyarakat disiplin prokes dalam berkegiatan, menjauhi kerumunan baik di ruang terbuka maupun tertutup dan mengurangi mobilitas.
Menurut Nina, pengalaman penanganan gelombang dua pada pertengahan tahun lalu akan menjadi rujukan. Hal itu mulai dari penyiapan tempat isolasi di level desa, kabupaten/kota, dan provinsi, gencar melakukan tes Covid-19 dan telusur kontak erat, sampai kesiapan obat-obatan dan Alat Pelindung Diri (APD).
“Termasuk vaksinasi Covid-19. Sampai saat ini, cakupan vaksinasi sudah 78-80 persen dari target. Jadi masih ada 20 persen yang kita lakukan vaksinasi,” ucap Nina.
Pemerintah Provinsi Jabar pun sudah mengantongi strategi apabila kasus Covid-19 meningkat. Strategi pertama penguatan puskesmas. Menurut Nina, puskesmas bersama TNI/Polri dan PKK akan gencar melakukan tes dan telusur sebagai upaya mendeteksi dini.
“Kita harus siap, termasuk testingnya. Baik menggunakan rapid test antigen atau PCR. Kita juga harus siap dengan Sumber Daya Manusia (SDM),” tuturnya.
Sedangkan strategi kedua berkaitan dengan penguatan rumah sakit. Selain tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19, ketersediaan oksigen, APD, dan obat-obat akan disiapkan dengan sebaik-baiknya.