Cianjurekspres.net – Perubahan iklim global merupakan isu yang saat ini menjadi perhatian bagi banyak kalangan, tak terkecuali Indonesia. Profesor Richard Tol dari Sussex University, Inggris memperkirakan dampak negatif pemanasan global akan melampaui dampak positifnya bila terjadi peningkatan suhu sampai 1,1 derajat celcius.
Untuk meminimalkan dampak perubahan iklim, salah satunya bisa dengan konsep ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular adalah alternatif untuk menjaga sumber daya tetap digunakan selama mungkin, mengekstraksi nilai maksimum darinya saat digunakan, kemudian memulihkan dan meregenerasi produk dan material pada tingkat akhir setiap umur layanan.
Executive Director of Indonesia Business Links (IBL), Yayan Cahyana menuturkan, saat ini pihaknya juga tengah menjalankan program Skilled Youth Fase V. Ini merupakan bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda dan iklim yang terjadi di Indonesia selama ini.
Baca Juga:Atta dan Aurel Siapkan Tiga Calon Nama untuk AnakKopi Sarongge asal Cianjur Masuk 26 besar Indonesia CoE Winner, Segini Harga Lelangnya
“Program Skilled Youth Fase V juga memberikan dan membantu peluang ekonomi generasi muda melalui peningkatan kompetensi untuk menjadi tenaga kerja yang siap kerja dan seorang wirausaha yang tangguh dan berdaya saing. Pemuda ini adalah tulang punggung kita di masa depan. Maka dari itu IBL sejak 2004 mengembangkan aktifitas anak muda,” kata dia dalam keterangannya dikutip melalui Jawa Pos, Minggu (19/12/2021).
Sementara itu, Founder and CEO Partership-ID IBL Board of Management, Yanti Triwadiantini menjelaskan, ekonomi sirkular adalah pendekatan sistematis untuk mengurangi atau menghilangkan biaya sistem produksi konsumsi yang linier.
Termasuk kata dia lagi, menghilangkan limbah dan polusi, menjaga agar produk dan bahan tetap dipakai, dan memproduksi ulang sistem alamiah.
“Konsep ekonomi sirkular lebih dari sekadar recycling karena perlu transformasi dari keseluruhan sistem produksi dan tidak semata-mata mengurangi dampak buruk produksi, tapi juga menciptakan meningkatkan dampak positif,” jelas dia.
Praktik ekonomi sirkular di Indonesia juga sudah memperlihatkan dampak positifnya. Data BAPPENAS menunjukkan bahwa pada tahun 2019, penerapan ekonomi sirkular menyebabkan penurunan gas rumah kaca mencapai 93,83 juta ton CO2e dan pengurangan pencemaran mencapai 50,59 juta ton polutan.
Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia, Puni A. Anjungsari mengungkapkan, konsep ekonomi sirkular adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim serta tetap menciptakan peluang ekonomi hijau. “Ini juga sejalan dengan komitmen ESG (environment, social and governance) Citi secara global, di mana kami berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan,” imbuhnya.