Namun harapan Mario untuk mencetak prestasi di GP Moto3 seri Algarve (13/11) kandas seiring dengan insiden cidera pada paha kanan yang dialaminya saat latihan rutin di Barcelona (2/11). Kini Mario telah menjalani operasi dan tengah proses pemulihan.
“Sejak saya dibina Astra Honda Racing School pada umur 12 tahun, mimpi tertinggi saya adalah bisa balapan di Grand Prix. Tentu saya sangat senang dan bersemangat menghadapi musim depan, hal ini merupakan impian saya dan Almarhum Ayah. Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Konsisten, belajar dan membuat kemajuan di setiap putaran adalah target saya. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang terlibat, terutama keluarga yang sangat mendukung sejak pertama kali balapan. Saya akan berjuang untuk mewujudkan impian Almarhum Ayah pada Mario,” ujar Mario.
Pada tahun 2022 nanti, Mario menargetkan untuk cepat beradaptasi dan belajar untuk dapat memberikan performa terbaiknya sebagai kebanggaan Indonesia.
Baca Juga:Waspadai Varian Omicron, Satgas Covid-19 Cianjur Minta Akses Keluar Masuk Negara DitutupBPBD Cianjur Imbau Warga Waspada Masuki Puncak Musim Hujan
GM Marketing and Planning Analysis AHM, Andy Wijaya mengatakan pencapaian Mario bersaing di kancah balap dunia menjadi pembuktian wujud keberhasilan program pembinaan balap yang terstruktur dari perusahaan dalam mencetak prestasi yang mengharumkan bangsa.
“Setelah Dimas Ekky Pratama, Gerry Salim dan Andi Gilang Izdihar, Mario menjadi pebalap keempat binaan Astra Honda Racing Team yang dapat menembus kancah balap Grand Prix. Perjuangan semua pihak membuahkan hasil yang manis. Semoga mental juara yang dimiliki Mario dapat menginspirasi pebalap muda Indonesia lainnya dalam menggapai mimpi mengukir prestasi di kancah balap dunia,” ujar Andy. (rls/hyt)