Retana Keluhkan Peralatan Bencana Minim

Retana Keluhkan Peralatan Bencana Minim
TERANCAM: Sebuah rumah di Kampung Subela, Desa Sukajadi, Kecamatan Campaka terancam ambruk akibat pergerakan tanah. (FOTO: Cianjur Ekspres)
0 Komentar

SEJUMLAH Koordinator Relawan Tangguh Bencana (Retana) di Kabupaten Cianjur, mengeluhkan minimnya peralatan penanganan kebencanaan di desa. Bahkan untuk membeli senter, mereka membelinya menggunakan anggaran pribadi.

Seperti yang diutarakan, Koordinator Retana Desa Sukasirna, Kecamatan Campakamulya, Zenal Abidin, dirinya mengaku sempat mengajukan sejumlah peralatan penanganan kebencanaan ke pihak desa namun hingga saat ini belum juga keluar karena terhalang pandemi Covid-19.

“Kita sempat mengajukan bantuan alat kebencanaan, seperti mesin kayu, sepatu boot, jas hujan, senter, cangkul, sekop dan tenda darurat, tapi belum keluar karena terganggu oleh Covid-19,” ujarnya, Minggu (14/11).

Baca Juga:Waspada Lintasi Jalur Rawan BencanaPemkab Dinilai Tak Sadar Wisata

Keluhan serupa juga diungkapkan, Koordinator Retana Desa Sindangraja, Kecamatan Sukaluyu, Awaludin, pihaknya sudah beberapa kali mengajukan bantuan alat penanganan kebencanaan kepada pihak desa namun hingga saat ini belum juga terealisasi.

“Untuk peralatan bencana kita sangat minim, seperti pelampung, jas hujan, sepatu boot dan tenda darurat. Kemarin juga pas banjir itu muaranya di wilayah kita, makanya untuk senter sendiri saya beli dari pribadi,” katanya.

Awaludin berharap pemerintah terkait bisa mendorong untuk memperhatikan perlengkapan kebencanaan bagi Retana. “Kita mau maksimal gimana kalau fasilitas sangat minim,” ucapnya.

Sementara itu Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo, menegaskan, pihaknya sudah berusaha mendorong untuk fasilitas peralatan Retana. Namun terbentur dengan aturan yang ada di desa.

“Kita sudah dorong, bahkan bupati juga sudah mengeluarkan surat edaran. Tapi masalahnya harus terbentuk dulu lembaga Desa Tangguh Bencana (Destana), setelah itu dibuatkan Permendesnya, baru bisa keluar. Rencananya akan keluar tahun 2022,” katanya.

Rudi berharap, pihak desa bisa bekerjasama dan mencari cara untuk memenuhi kelengkapan peralatan Retana. “Peralatan itu kan untuk menangani bencana di desa masing-masing, jadi desa juga harus punya tanggung jawab karena itu untuk desa mereka juga,” tandasnya.(mg1/hyt/sri)

0 Komentar