“Listrik yang dihasilkan dapat disimpan ke batrai atau dimanfaatkan langsung untuk pompa Hidroponik. Untuk beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki kecepatan angin rata-rata berkisar antara 2 hingga 5 m/s sangat cocok untuk penerapan Turbin Angin. Sehingga semakin besar gaya dorong maka efisiensi turbin juga semakin besar. Turbin angin ini menghasilkan Listrik Maksimal 45 Watt-50 Watt,” ungkapnya.
Teguh mengatakan, teknologi pertanian menggunakan metode hidroponik sangat cocok dikembangkan di wilayah perkotaan yang mempunyai lahan terbatas dan tenaga kerja yang sangat sedikit. Sistem yang menggunakan media tanam berupa pipa dan air yang dialirkan untuk memberikan nutrisi tanaman memerlukan tenaga pompa air terus-menerus agar tanaman dapat tumbuh dengan baik sampai bisa dipanen.
“Pemanfaatan tenaga listrik dari energi baru terbarukan seperti listrik panel surya dan turbin angin ini belum terlalu banyak dimanfaatkan dalam budidaya tanaman hidroponik. Maka dalam rangka konservasi energi listrik untuk masa depan, pemanfaatan potensi energi terbarukan (renewable energy) dengan sistem model konversi energi angin dan matahari, terutama sebagai penghasil energi listrik alternatif di Jawa Barat,” katanya.
Baca Juga:Umumkan Pemenang Sayembara Desain Logo HUT, Ini Logo Hari Jadi ke-126 BRIPercepat Herd Immunity, PMI dan Tim Mobile Vaksin Lakukan Vaksinasi Covid-19 di Sejumlah Kecamatan di Cianjur
“Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian membuat inovasi untuk bahan edukasi bagi kaum milenial dengan menggunakan pembangkit energi terbarukan (renewable energy) untuk mendukung pengembangan pertanian yang berwawasan lingkungan,” sambungnya.(hyt)