Uu pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut mendukung kemajuan sektor pertanian di Jabar, termasuk perbankan. “Bank sekarang bisa memberikan (akses). Atas nama Pemda Provinsi Jabar, kami mengucapkan terima kasih,” ucapnya.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jabar, Epi Kustiawan menuturkan, Petani Milenial Jamur Kayu dapat terlaksana karena kolaborasi dengan berbagai pihak.
Pertama dengan (kredit usaha rakyat) KUR Bank BRI Agro. Kedua dengan CSR pemberdayaan masyarakat dari perusahaan PT. Semen Jawa dan PT. Taman Semen Sukabumi. Terakhir, Pemda Provinsi Jabar berkolaborasi dengan Koperasi Wana Yasa Lestari sebagai offtaker dan avalis.
Baca Juga:Jabar Luncurkan Program Perlindungan Anak Korban Covid-19Wagub Jabar Apresiasi Insan Pendidikan Sekolah Luar Biasa
Epi berharap, Petani Milenial Jamur Kayu dapat menjadi salah satu pendorong pemulihan ekonomi di Jabar yang sempat terpuruk karena pandemi Covid-19.
“Kami juga menjalankan instruksi Pak Wakil Gubernur agar tidak boleh ada lahan menganggur, kami laksanakan, dan manfaatkan setiap aset yang ada untuk pertanian, termasuk Petani Milenial,” ucapnya.
Selain itu, Dinas Kehutanan Jabar akan melengkapi sarana berupa unit pengolahan jamur kayu dan pengolahan baglog sisa budi daya untuk petani milenial. Dengan adanya unit pengolahan tersebut rangkaian proses usaha budi daya jamur kayu akan lebih produktif dan efisien menggunakan bahan baku.
“Serta tidak meninggalkan bahan yang tidak termanfaatkan. Dalam implementasinya Dinas Kehutanan juga akan bekerja sama dengan lembaga Perguruan Tinggi dan platform digital/marketplace dalam hal marketing, packaging dan keamanan pangan,” ucap Epi.
Asisten Daerah Bidang Ekonomi Setda Kabupaten Sukabumi Ahmad Riyadi mengatakan, pertanian merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19. Terlebih mendapat sentuhan inovasi dan digitalisasi dalam pemasaran.
Oleh karena itu, Ahmad mengapresiasi Pemda Provinsi Jabar yang telah menggagas program Petani Milenial, termasuk Petani Milenial Jamur Kayu.
“Apresiasi Dinas kehutanan Jabar, yang bergerak dengan jamur kayu. Ada efisiensi bahan baku dengan serbuk gergaji, serta digitalisasi dalam pencatatan dan pemasaran,” kata Ahmad. (rls/nik)