Cianjur PPKM Level 4, Bupati dan Dinkes Angkat Bicara

Bupati Cianjur Wajibkan Semua OPD Miliki Medsos
Bupati Cianjur, Herman Suherman.(foto/ist)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Naiknya status Cianjur dari PPKM Level 3 menjadi Level 4, membuat Bupati dan Dinas Kesehatan angkat bicara. Mereka mengatakan ada data antara pusat dan daerah yang membuat kasus positif baru dan angka kematian naik secara signifikan.

Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) nomer 35 tahun 2021 tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4, 3, dan 2 Corona Virus Disease 2019 Jawa dan Bali, tepatnya pada poin pertama tersebut, huruf C nomer empat, disebutkan wilayah di Jawa Barat yang masuk dalam PPKM level 4, yaitu Kabupaten Cianjur, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi dan Kota Cirebon.

“Sebetulnya kemarin ada verifikasi data. Ada ke tidak akuratan antara pusat dan daerah sehingga muncul level 4. Misal yang sakit ada sekian ratus tapi belum teaporkan kesana sehingga terjadi penumpukan,” ujar Bupati Cianjur, Herman Suherman, Selasa (24/8/2021).

Baca Juga:Gerakan Pangan Mandiri Tingkatkan ketahanan pangan keluargaJabar Percepat Vaksinasi Covid-19 bagi Ibu Hamil

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, Irvan Nur Fauzi, menjelaskan, kenaikan status tersebut terjadi akibat dilakukan cleansing data oleh kementerian kesehatan.

Menurutnya, daerah harus mengisi atau memasukan data kasus hingga kematian akibat Covid-19 ke aplikasi New All Records (NAR).

“Dari cleansing data dan pengisian itu terjadi kekeliruan data yang mengakibatkan Cianjur menjadi PPKM level 4,” ujar Irvan.

Irvan mengatakan, aplikasi NAR awalnya hanya bisa diakses oleh beberapa labolatorium yang sudah berkaitan dengan Kemenkes.

Oleh karena itu, Dinkes Cianjur melaporka seluruh kasus dan kematian secara berkala hanya ke aplikasi Pikobar Pemprov Jabar.

Namun, lanjut Irvan, keluar kebijakan baru dimana seluruh data harus dilaporkan dan NAR bisa diakses semua pihak.

“Programnya kemarin cleansing data seluruhnya dilaporkan. Memang sebelumnya jomplang antara data di NAR dan Pikobar. Karena kan akses terbatas ke aplikasi NAR. Tapi karena cleansing, disesuaikan lagi datanya, semua data dimasukan,” ucap dia.

Baca Juga:Dinas TPH Jabar Salurkan 400 Paket untuk Pasien Covid-19 IsomanDPPKBP3A Ajak Petugas Lini Lapangan Turunkan Angka Stunting di Cianjur

Irvan mengatakan hal itu membuat kasus Covid-19 di Cianjur seolah tinggi, begitu juga angka kematiannya.

“Jadinya kasus baru di Cianjur itu sampai 1.000 orang, kematian sampai 190. Padahal itu data gabungan dari yang tidak terlaporkan. Aslinya kasus baru hanya 250 kasus per pekan, dan kematian hanya sekitar 20 orang,” jelasnya.

0 Komentar