Hadirnya SNIRUPA Untuk atasi penyalahgunaan NAPZA di Jabar

Hadirnya SNIRUPA Untuk atasi penyalahgunaan NAPZA di Jabar
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum meresmikan program SNIRUPA atau Stop Narkoba Ingat Rumah Palma di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jabar, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (20/8/2021).

Program tersebut menjadi terobosan RSJ Provinsi Jabar untuk mengatasi persoalan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) di tengah masyrakat. Dengan hadirnya SNIRUPA, masyarakat diharapkan tidak takut melakukan rehabilitas.

Ia pun mendukung penuh inovasi yang digagas oleh RSJ Jabar itu dalam upaya mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan NAPZA di berbagai kalangan usia.

Baca Juga:BOR Terus Turun di 26,60 Persen, Posko Oksigen Tetap DisiagakanIni Cara Mudah Dapatkan Oksigen Gratis

“Maka kehadiran SNIRUPA ini adalah merupakan daya ungkit, daya dorong untuk membasmi narkoba di Jabar. Saya mendukung dan mengapresiasi dan juga terima kasih kepada para pendukung, para pendorong sehingga terjadi kegiatan SNIRUPA ini,” kata Uu dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/8/2021).

Uu berharap program SNIRUPA dapat diketahui oleh seluruh masyarakat. Tujuannya agar sarana dan prasarana sebagai wujud penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di Jabar dapat dimaksimalkan.

“Saya mendukung apa yang diresmikan, apa yang diprogramkan hari ini sebagai alat untuk sempurnanya ikhtiar, karena sarana dan prasarana merupakan alat mutlak untuk mencapai tujuan,” tuturnya.

Direktur RSJ Provinsi Jabar, Elly Marliyani mengatakan, pihaknya meningkatkan kapasitas pelayanan rawat inap untuk klien para penyalahguna narkotika, psikotropika, dan obat terlarang (NAPZA) di Rumah Palma, RSJ Jabar.

Semula jumlah tempat tidur (TT) di Rumah Palma sebanyak 19 TT. Kini RSJ Jabar menambah hingga 44 TT, bahkan direncanakan jumlah TT di Rumah Palma mencapai 100 TT.

Elly menuturkan, SNIRUPA merupakan terobosan atau inovasi yang lahir karena masalah narkoba di tengah masyarakat yang mengkhawatirkan.

Sayangnya, belum semua korban NAPZA berkeinginan sembuh dan bisa mengakses rehabilitasi NAPZA.

Baca Juga:Kemenkes Soroti Penanganan Oksigen di Jabar yang Sangat BaikKeterbukaan Informasi Publik Perwujudan Negara Demokrasi

Menurut Elly, layanan rehabilitasi NAPZA masih rendah diminati karena keterbatasan fasilitas dan dukungan pembiayaan.

Meski demikian, pihaknya tetap berkontribusi sebagai penyelenggara sektor kesehatan guna meningkatkan akses dan mutu layanan rehabilitasi medis bagi korban NAPZA.

“Kami sebagai satu-satunya UPTD instansi pemerintah daerah provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas pokok untuk menyelenggarakan upaya kesehatan korban NAPZA secara paripurna mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitasi,” ucapnya.

0 Komentar