Saya telepon Medhot kemarin sore. Saya mengucapkan duka cita. Juga wawancara untuk tulisan ini.
Medhot adalah anak tunggal dari istri yang pertama. “Bapak saya kan kawin delapan kali. Saya punya lima adik dari istri-istri berikutnya,” ujar Medhot.
Meski Medhot tinggal di Sragen, tapi Sragen yang paling Selatan. Beda kabupaten tapi secara geografis tidak jauh dari Karangpandan. Hanya 20 Km.
Baca Juga:PPKM Darurat, Bupati Terbitkan SE Penyesuaian Sistem Kerja di Lingkungan Pemkab CianjurMulai Besok, Cianjur Terapkan PPKM Darurat, Ini Penjelasan Bupati
Setelah live streaming itu kondisi Pak Manteb terus menurun. Melihat kondisi Covid yang gawat Pak Manteb pilih dirawat di rumah. “Pak Untung Wiyono yang minta bapak dan ibu di-swab. Lalu dikirim petugas. Ternyata positif Covid,” ujar Medhot. Untung adalah bupati Sragen yang sangat terkenal prestasi pembangunannya. Medhot bersahabat dengannya.
Hari Kamis sejumlah tabung oksigen didatangkan ke rumah. Habis tiga tabung. Tapi kondisi kesehatan Pak Manteb terus memburuk. Akhirnya dicarikan RS sampai dapat. Telat.
Di usia Pak Manteb yang 74 tahun, sabetannya (adegan perang yang dimainkannya) masih mengesankan. Di sabetan itulah keunggulan Pak Manteb. Wayang dibuatnya bisa jungkir balik dengan sempurna dan lincahnya.
Awalnya dulu Pak Manteb dianggap punya kelemahan mendasar: jenis suaranya. Tidak koong. Padahal di zaman itu ada dalang Ki Narto Sabdo (alm) dan Anom Suroto. Yang suaranya begitu bulat dan merdu.
Dalang adalah juga penyanyi. Pembawa suluk. Pengucap dialog. Suara ki dalang mutlak harus koong.
Ki Manteb secara terbuka mengakui kelemahannya itu. Termasuk ketika sedang mengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. Ia mengajar sebagai dosen luar biasa –karena Pak Manteb bukan sarjana. Juga tidak pernah sekolah formal pedalangan.
“Gunakan sisi kekuatan Anda untuk menutupi kelemahan Anda.” Itulah isi kuliah PAK Manteb. Seperti yang diingat Ki Cahyo Kuntadi, dalang terkemuka masa kini.
Baca Juga:Gandeng DPPKBP3A Cianjur, Satgas TMMD Gelar Penyuluhan Stunting di Ciandam MandeBerikan Layanan Prima, BRI Raih 4 Penghargaan Service Excellence
Ki Kuntadi pernah menjadi asisten dosen untuk Pak Manteb. Di ISI. Selama dua tahun. Ki Kuntadi lulusan S-1 ISI yang kemudian lanjut ke S-2.
Lama-lama jenis suara Pak Manteb justru menjadi kekuatannya. Menjadi ciri khasnya yang kuat. Sampai menjadi iklan ”Oskadon Oye!” yang terkenal itu.