Cianjurekspres.net – Bupati Cianjur, Herman Suherman, kembali menegaskan jika program 100 hari kerja kepemimpinannya bersama Wakil Bupati Tb Mulyana Syahrudin bukan pencitraan. Melainkan embrio untuk kinerja lima tahun ke depan.
Hal tersebut diutarakan Herman usai me-launching sistem perekaman transaksi pajak (tapping box) di Rumah Makan Alam Sunda, Karangtengah, Kamis (24/6).
“Ini bukan pencitraan, justru ini adalah embrio untuk lima tahun ke depan. Pemasangan tapping
box hari ini terus kita lakukan dan di launching-nya hari ini, kenapa di launching, biar semua
tahu ini ada program tapping box semua tahu,” kata Herman kepada wartawan.
Baca Juga:Tiga Program Citarum Kembali DimaksimalkanDua Daerah Jabar Berstatus Zona Merah
Selain tapping box, Herman mencontohkan program Pelayanan Kependudukan bagi Warga Langsung Jadi (Pandan Wangi) Disdukcapil yang dilaunching di Kecamatan Kadupandak.
“Launchingnya di minggu pertama, tapi kegiatannya terus berjalan bukan 100 hari kerja. 100 hari kerja tidak ada dari sananya, tidak ada undang-undangnya, tidak ada aturannya. Tapi kita ingin 100 hari kerja ini adalah embrio untuk melaksanakan (kerja) lima tahun ke depan,” tandasnya.
Saat ditanya apakah ini karena kurangnya sosialisasi, Herman mengakui hal tersebut. “Terus terang saja kita kurang sosialisasi, karena sehingga masyarakat tidak mengetahui apa sih tujuan 100 hari kerja ini,” katanya.
“Makanya dengan teman-teman (media) ini, sosialisasikan ke masyarakat biar masyarakat tidak bertanya-tanya. Ini sekali lagi bukan pencitraanya, sekarang enggak musimnya pencitraan,” sambungnya.
Herman mengungkapkan, seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cianjur sekarang modelnya Dilayani bukan Melayani.
“Saya, di ASN sekarang modelnya diganti jadi model M bukan D. Dulu mungkin Dilayani, ASN. Tetapi sekarang harus Melayani. Jadi tipe D sudah tidak ada, kita ingin tiep M. ASN ini melayani masyarakat. Saya, Pak Wabup sekarang melayani, kita tipenya bukan dilayani tapi melayani,” pungkasnya.(hyt)