“Pernah, kami bertiga, jam 4 pagi berangkat ke Istana,” ujar Budi Tanujaya kepada saya tadi malam. Di perjalanan mereka bicara-bicara: apa yang harus disampaikan ke presiden.
“Kita harus bikin Imlek Nasional,” ujar Budi Tanujaya. Mereka setuju.
Imlek, sampai hari itu masih dilarang untuk dirayakan.
Di Istana, soal Imlek itu disampaikan ke Presiden Gus Dur. “Beliau langsung setuju. Bahkan Imleknya beliau minta harus dua kali,” kata Budi Tanujaya. “Imleknya di Jakarta. Cap Go Meh-nya di Surabaya,” ujar Gus Dur seperti ditirukan Budi Tanujaya. Dua-duanya dihadiri presiden.
Natal saja satu kali. Kristen dan Katolik harus jadi satu. Waisak juga satu kali. “Imlek langsung dua kali,” ujarnya lantas tertawa.
Baca Juga:Izin Liga 1 dan Liga 2 Resmi Keluar, Ketum PSSI: AlhamdulillahDPMD Cianjur Segera Launching Aplikasi D354
Budi Tanujaya kenal Gus Dur sejak lama. Ketika Budi punya proyek menerbitkan ensiklopedia Indonesia. Mereka sudah sering diskusi. “Gus Dur yang akan mengisi bab tentang Islam,” ujar Budi. Tapi Gus Dur tidak punya cukup waktu. Lantas digantikan Dr. Nurcholish Madjid. Akhirnya tokoh pembaharu Islam lainnya, Johan Effendi, yang menulis di Ensiklopedia 18 jilid itu.
Budi Tanujaya adalah pimpinan pusat Matakin –Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia. “Saya dua kali jadi ketua umum tanfidziyah-nya. Satu kali jadi sekretaris syuriah-nya Matakin,” ujar Budi mengutip istilah dalam NU.
Sekarang Budi menjadi ketua umum Konghucu Indonesia setelah tanfidziyah dan syuriah-nya dijadikan satu. Budi juga pernah jadi Wakil ketua umum Barongsai Indonesia ketika saya menjabat ketua umumnya.
Tidak hanya soal perkawinan dan Imlek, nama Bingky dianggap sebagai pahlawan besar Tionghoa. Juga soal KTP. Yang sejak itu agama Konghucu bisa dicantumkan di KTP.
Sedang soal perkawinan akhirnya berhasil juga. Dua pengadilan sebelumnya memang menolak perkawinan Konghucu. Tapi akhirnya Mahkamah Agung memutuskan mengesahkannya. Keputusan kasasi itu keluar memang sudah tahun 2000 –setelah Gus Dur yang jadi presiden.
Bingky Irawan telah meninggal dunia.
Bingky Irawan masih hidup abadi dengan jasa besarnya. (*)